Prabowo Kaget Lihat Tomy Winata, Sosok Pengusaha yang Dijuluki 9 Naga
Pengusaha kakap yang cukup disegani dan masuk dalam kelompok 9 Naga (Gang of Nine) di Indonesia sempat membuat Presiden Prabowo Subianto terkejut.
Ini terdiri dari 6 proyek secara terintegrasi yang dikembangkan bersama antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL, Brunp, Lygend (CBL).
Sebanyak lima proyek dikembangkan di Kawasan FHT Halmahera Timur dan 1 proyek dikembangkan di Karawang.
Baca juga: Lionel Messi Dihujat Suporter Usai Gagal Bawa Inter Miami ke Semifinal Piala Dunia Klub 2025
Baca juga: Israel Diduga Akan Kembali Menyerang Iran Dalam Waktu Dekat
Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi sebesar 5,9 miliar dollar AS dan mencakup area seluas 3.023 hektare.
Proyek ini disebut mampu menyerap 8.000 tenaga kerja langsung, pertumbuhan ekonomi lokal, dan 18 proyek infrastruktur dermaga multifungsi.
Prabowo mengatakan, proyek ini menjadi salah satu jawaban dan langkah Indonesia menuju swasembada energi. Dia optimistis Indonesia bisa swasembada energi paling lama 6 tahun lagi.
“Bangsa kita ini sungguh-sungguh bisa swasembada energi tidak lama paling lama 6 tahun kita bisa swasembada energi,”
“Dan salah satu nanti jalan swasembada energi adalah listrik dari tenaga surya dan kuncinya yaitu baterai dan hari ini jadi jawabannya,” ujarnya saat memberi kata sambutan.
Kelompok Sembilan Naga
Lalu siapa sebenarnya Tomy Winata alias TW? Dikutip dari berbagai sumber, TW lahir dengan nama Oe Suat Hong di Pontianak, Kalimantan Barat pada 23 Juli 1958. Ia berasal dari keluarga kurang mampu.
TW yang juga merupakan anak yatim piatu ini berjuang seorang diri, sehingga membuatnya tumbuh menjadi sosok yang kuat dan tegar dalam menjalani kehidupan.
Pria keturunan Tionghoa ini juga tak melanjutkan pendidikannya dan hanya seorang lulusan SMP. Ia membangun kesuksesannya dari nol.
Baca juga: Akibat Tunggakan Biaya Rp 72 Juta, Rumah Sakit di Malaysia Tahan Mayat Warga Aceh Tenggara
Baca juga: Israel Diduga Campurkan Narkoba ke Tepung Bantuan untuk Warga Gaza, Distribusi Didukung AS
Tommy pernah merantau dari Jakarta ke Kalimantan saat masih remaja, hanya dengan modal 3 pasang baju dan uang sebesar Rp 30.000.
Di Kalimantan, ia memulai pekerjaan sebagai sebagai kuli bangunan selama beberapa tahun.
Kariernya dimulai ketika dirinya berusia 15 tahun pada tahun 1972. Ia mulai merintis hubungan bisnis dengan pihak militer Indonesia.
Saat itu, aksinya tergolong nekat sebab tidak semua etnis Tionghoa berani berurusan dengan kalangan militer.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.