Mihrab

Kolaboratif Ulama dan Umara, Umat Menuai Berkah, Ketua ISAD Aceh: Islam Tampil Sebagai Agama Solutif

Jika keduanya bergerak seiring, maka umat akan terbang tinggi menuju keberkahan. Tapi jika salah satunya lumpuh, maka umat akan tertatih.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
IST
Tgk Mustafa Husen Woyla, S.Pd.I,. Ketua Umum DPP ISAD Aceh 

Tgk Mustafa mengutip pepatah ulama: “Jika ulama hanya menjadi corong kekuasaan, ia kehilangan kehormatan. Tapi jika umara tak mau mendengar suara kebenaran, maka ia kehilangan arah”. Sejarah mencatat masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz sebagai salah satu era terbaik dalam Islam. Zakat melimpah, kemiskinan nyaris tak ada. Itu semua terjadi karena pemimpin negara dan para ulama bersatu dalam iman dan keadilan.

“Di Aceh, kita punya jejak Kesultanan Aceh Darussalam di bawah Sultan Iskandar Muda. Ulama seperti Syekh Nuruddin ar-Raniry dan Syekh Abdurrauf as-Singkili menjadi pendamping sultan dalam mengelola negara berdasarkan hukum Islam. Aceh saat itu menjadi pusat peradaban Islam di Asia Tenggara,” jelasnya.

Memasuki tahun baru Islam, Muharram 1447 H, Tgk Mustafa melihat geliat kebangkitan dan semangat baru di Aceh Barat.

Sudah mulai tampak langkah-langkah kolaboratif antara tokoh dayah dan pemerintah. Ini harus terus dirawat, bukan sekadar simbol seremonial, tapi benar-benar menghasilkan kebijakan berbasis maslahat umat,” ujarnya.

“Jika ulama dan umara bersatu karena Allah, maka negeri ini akan menjadi baldah yang baik, penuh ampunan. Tapi kalau bersatu hanya demi kursi, maka umat akan terseret dalam tragedi.” pungkasnya. (ar)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved