Breaking News

Bahas Misi Kemanusian

Gus Yahya Temui Pejabat Tinggi Jerman Bahas Kolaborasi Strategis untuk Misi Kemanusiaan Global

Dalam kunjungan ini, Gus Yahya didampingi oleh Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni dan Penasihat Khusus Urusan Internasional

Penulis: Khalidin | Editor: Nur Nihayati
IST
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, melakukan pertemuan penting dengan Thomas Rachel, pejabat tinggi Pemerintah Jerman yang saat ini menjabat sebagai The Federal Government Commissioner for Freedom of Religion or Belief dalam Kabinet Kanselir Friedrich Merz Selasa (8/7/2025) 

Dalam kunjungan ini, Gus Yahya didampingi oleh Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni dan Penasihat Khusus Urusan Internasional

Laporan Khalidin Umar Barat

SERAMBUNEWS.COM – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, melakukan pertemuan penting dengan Thomas Rachel, pejabat tinggi Pemerintah Jerman yang saat ini menjabat sebagai The Federal Government Commissioner for Freedom of Religion or Belief dalam Kabinet Kanselir Friedrich Merz. 

Pertemuan berlangsung pada Selasa (7/7/2025) pukul 14.00 waktu setempat di Kantor Kementerian Luar Negeri Jerman, Berlin.

Dalam kunjungan ini, Gus Yahya didampingi oleh Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni dan Penasihat Khusus Urusan Internasional H. Muhammad Kholil.

NU dan Indonesia dalam Tatanan Global

Baca juga: Kerja Sama dengan Turkiye jangan Hanya Sebatas Pencitraan

Pertemuan berlangsung dalam suasana penuh saling pengertian dan semangat kolaboratif. 

Gus Yahya dan Thomas Rachel bertukar pandangan seputar peran strategis NU dan Indonesia di tingkat global, serta potensi pengembangannya dalam membentuk tatanan dunia yang lebih damai dan adil.

Secara khusus, Gus Yahya memaparkan inisiatif Gerakan Global Religion of Twenty (R20) yang digagas NU dan diluncurkan pada perhelatan KTT G20 di Bali tahun 2022. 

Gerakan ini, menurut Gus Yahya, bertujuan untuk menjadikan agama sebagai kekuatan solutif bagi tantangan-tantangan global, bukan sebagai sumber konflik.

“R20 adalah ikhtiar NU agar agama-agama turut mengambil tanggung jawab dalam merumuskan solusi peradaban, bukan sekadar menjadi bagian dari masalah,” ujar Gus Yahya dalam pertemuan tersebut.

Konsensus Kebangsaan Indonesia: Model Inspiratif Dunia

Dalam penjelasannya, Gus Yahya juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki konsensus kebangsaan yang kuat, yakni NKRI sebagai bentuk negara, Pancasila sebagai ideologi, UUD 1945 sebagai dasar konstitusi, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai prinsip kebhinekaan. 

Keempat pilar ini bukan hanya menjadi fondasi kehidupan berbangsa, tetapi juga rujukan strategis dalam mengelola perbedaan di tengah masyarakat yang sangat majemuk.

Gus Yahya menekankan bahwa pengalaman Indonesia dalam merawat konsensus ini dapat menjadi model inspiratif bagi komunitas internasional dalam mewujudkan tatanan dunia yang lebih inklusif dan harmonis.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved