Perang Gaza

Hamas: Militer Israel tak Mau Pergi dari Gaza, Gencatan Senjata tanpa Ada Kemajuan

Kementerian Luar Negeri Palestina telah memperingatkan bahwa pembentukan poros baru oleh Israel yang membagi Khan Younis dari timur ke barat

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/FOR SERAMBINEWS
SERANGAN KE GAZA - Serangan militer Israel di Jalur Gaza telah berlanjut untuk hari keempat saat pasukan daratnya menyerbu Gaza utara dan selatan dan menteri pertahanan Israel mengancam akan merebut tanah di daerah kantong pantai tersebut. 

SERAMBINEWS.COM - Seorang pejabat senior Hamas menolak klaim adanya kemajuan dalam perundingan gencatan senjata Gaza, dan menambahkan kelompok perlawanan Palestina itu belum menerima peta perencanaan penarikan pasukan Israel dari wilayah Palestina.

"(Israel) belum menyerahkan peta baru atau revisi apa pun terkait penarikan militer dari Jalur Gaza," ujar Bassem Naim, anggota biro politik Hamas, kepada AFP, menuduh Israel ingin "memperpanjang kendali militer" di Gaza untuk jangka panjang.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan Israel berencana mengosongkan Gaza melalui 'kota tenda'.

Kementerian Luar Negeri Palestina telah memperingatkan bahwa pembentukan poros baru oleh Israel yang membagi Khan Younis dari timur ke barat bertujuan untuk memecah belah Gaza, memperdalam krisis kemanusiaan, dan mempersiapkan pengungsian paksa dengan kedok "kota tenda".

Baca juga: Kondisi Hussam Abu Safiya, Dokter di Gaza yang Disiksa Israel saat Ditahan di Sel Bawah Tanah

Wafa melaporkan bahwa kementerian tersebut juga mengutuk penghancuran rumah-rumah dalam skala besar, dengan laporan menyebutkan 70 persen bangunan di Gaza rusak.

Kementerian tersebut menyalahkan Israel karena mengeksploitasi perang untuk membuat Gaza tidak dapat dihuni dan mengkritik tidak adanya tindakan global, serta mempertanyakan ketulusan upaya kemanusiaan dan bantuan internasional.

Israel Bantai Warga Palestina yang Kelaparan di 'Jebakan Maut' yang Didukung AS di Gaza

Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang kontroversial dan didukung AS dan Israel mengatakan sedikitnya 21 warga Palestina tewas pada apa yang disebut sebagai lokasi bantuannya di Khan Younis.

Namun, kementerian kesehatan di daerah kantong yang terkepung itu mengatakan 15 dari 21 warga Palestina yang tewas di 'jebakan maut' itu meninggal karena sesak napas dan berdesakan, menyusul gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel ke arah warga Palestina yang kelaparan yang berkumpul dengan harapan memperoleh makanan.

WAFA, mengutip petugas medis Gaza, juga melaporkan bahwa 21 warga Palestina tewas, termasuk 15 orang yang mati lemas akibat gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan pendudukan Israel terhadap orang-orang yang menunggu bantuan di selatan kota Khan Younis.

Menurut kantor berita Palestina, pasukan pendudukan menyerang ribuan orang yang menunggu bantuan di selatan Khan Younis, menembakkan peluru tajam dan tabung gas air mata, yang mengakibatkan banyak korban jiwa.

Koridor tersebut, yang dijuluki Magen Oz, membentang sekitar 15 kilometer, memisahkan Khan Younis timur dan barat, kata militer.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menggunakan koridor militer ini sebagai dalih untuk menunda negosiasi tidak langsung dengan Hamas dengan bersikeras mempertahankannya untuk melanjutkan kehancuran di Gaza.

Sementara gerakan Palestina tersebut telah menerima proposal sebelumnya dan menuntut penarikan tentara Israel dari seluruh wilayah.

“Membentang sekitar 15 kilometer, koridor ini berfungsi sebagai komponen kunci dalam menekan Hamas dan mencapai kekalahan telak Brigade Khan Younis,” klaim militer Israel dalam sebuah pernyataan.

Hingga saat ini, militer Israel telah mengumumkan poros Netzarim, yang memisahkan Gaza utara dari wilayah lainnya; Koridor Philadelphia di perbatasan Gaza-Mesir; dan poros Morag, yang memisahkan Rafah dan Khan Younis.(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved