Berita Pidie

Isi Pengajian Tastafi di Galon Kupi Pidie, Abu Sufi Bahas Pengertian Orang Gila dan Fadhilat Dagang

Rasulullah menyampaikan bahwa orang gila itu adalah orang yang berkenalan dalam maksiat. 

Penulis: Idris Ismail | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
ISI PENGAJIAN TASTAFI - Tgk H Muhammad Sufi Ibrahim atau lebih kerap disapa Abi Sufi Paloh Gadeng mengisi Pengajian Tastafi edisi ke-37 tahun ke-3, di Galon Kupi SPBU Pulo Pisang, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie,Jumat (18/7/2025) malam. 

Laporan Idris Ismail I Pidie 

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Ulama kharismatik Aceh, Tgk H Muhammad Sufi Ibrahim atau lebih kerap disapa Abi Sufi Paloh Gadeng asal Kecamatan Dewantara, Aceh Utara mengisi pengajian Tastafi edisi ke-37 tahun ke-3, di Galon Kupi SPBU Pulo Pisang, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie,Jumat (18/7/2025) malam.

Dalam pengajian sepanjang 1 jam di hadapan ribuan jamaah, Abi Sufi Paloh Gadeng mengupas makna dalam memahami pengertian seutuhnya orang gila. 

Rasulullah menyampaikan bahwa orang gila itu adalah orang yang berkenalan dalam maksiat. 

Selama ini diklaim orang gila atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) itu merupakan orang yang ditimpa musibah. 

Selain itu, orang gila itu lebih pantas disematkan bagi pemimpin yang memiliki sifat angkuh atau sombong dengan berkekalan dalam maksiat dan malah mendhalimi rakyat. 

Abu Sufi memaparkan, ada empat perkara pokok dalam dalam konteks Islam yaitu Munakahat, Jinayat, Muamalah, dan Ibadah. 

Baca juga: Abu Mudi Layani 16 Tanya Jawab Saat Pengajian Tastafi di Pidie, Bang Joni Empang Breuh Dapat Umrah

Dalam  sisi muamalah atau perdagangan, terangnya, dengan mengandalkan akad jual beli. 

Sebagai hukum perdagangan itu telah memberikan kontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan hidup. “Banyak waktu yang tercurahkan dalam sektor dagang ini,” urai Abu Sufi

“Jadi, lewat sisi dagang memiliki fadhilat terhadap potensi mengentaskan kemiskinan lewat disiplin zakat dagang,” tuturnya.  

Karenanya, bagi pembeli, Rasulullah menganjurkan lewat simbol ibadah yaitu dengan tidak perlu meminta harga kurang yang tak sepatutnya. 

Hal ini demi membantu pedagang dalam memenuhi nafkah serta berinfak di jalan Allah lewat mengeluarkan zakat. 

“Ini adalah dapat menghasilkan seorang pedagang yang taat kepada Allah SWT," ujarnya. 

Baca juga: Abu Manan Isi Pengajian Tastafi di Pidie, Bahas Pemahaman Adanya Tuhan Lewat Ciptaan

“Mencari yang halal demi memelihara diri daripada meminta-minta, maka ia akan menjumpai Tuhan dengan wajah bercahaya,” terang Abu Sufi

Dalam setiap usaha yang halal lewat dagang dan menjadi pedagang jujur, maka kelak Allah membangkitkannya di Yaumil Masyar bersama orang-orang saleh.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved