Breaking News

Beras Mahal dan Langka

Beras di Aceh Mahal dan Langka, TA Khalid Minta Bulog Operasi Pasar

Tak hanya di Banda Aceh dan Aceh Besar, fenomena mahal dan langkanya kebutuhan pokok utama ini juga terjadi merata di seluruh daerah Aceh.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM
BERAS MAHAL - Foto headline koran Harian Serambi Indonesia edisi Sabtu (19/7/2025), tentang tingginya harga beras di Aceh. Selain mahal, beras juga langka. 

Sejak 5 hari lalu, beras merek biasa ini sudah tidak ada barang lagi. Katanya, kilang padi sudah berhenti sementara, karena harga gabah sangat mahal dan bahkan tidak ada barang.

IBNU ILYAS

Owner Toko Tukang Sayur BKN-Pdin di Pasar Almahirah 

BANDA ACEH - Harga beras di Aceh merangkak naik dalam beberapa hari terakhir.

Tak hanya mahal, bahkan stok beras di pasar-pasar tradisional juga mulai langka.

Kondisi ini tentunya membuat masyarakat resah karena kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok utama tersebut.

Pantauan di beberapa pasar di Banda Aceh dan Aceh Besar, tingginya harga beras membuat masyarakat merasa terbebani.

Bahkan tak sedikit yang mengurungkan niat membeli beras lantaran ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi.

Tak hanya di Banda Aceh dan Aceh Besar, fenomena mahal dan langkanya kebutuhan pokok utama ini juga terjadi merata di seluruh daerah Aceh.

Ibnu Ilyas, owner Toko Tukang Sayur BKN-Pdin di Pasar Almahirah Lamdingin Banda Aceh, mengatakan, kenaikan harga beras ini telah berlangsung bertahap sejak tiga minggu terakhir.

“Sejak tiga minggu terakhir malah sudah langka,” ungkap Ibnu Ilyas yang dihubungi Serambi Jumat (18/7/2025) malam. 

Toko Tukang Sayur BKN-Pdin adalah satu dari 5 pedagang beras di Pasar Almahirah Lamdingin Banda Aceh yang merupakan mitra dari Bulog.

Karenanya, BKN-Pdin bisa mengatasi kelangkaan beras itu dengan menebus beras bulog dengan menggunakan fasilitas SPHP atau  Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.

SPHP ini merupakan program pemerintah yang dijalankan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan Pasal 55 ayat.

“Dalam minggu ini sudah dua kali kami menebus beras SPHP ke Bulog. Sekali tebus sebanyak 2 ton,” ujar Ibnu yang biasa juga disapa Bang Qein. 

Ia menyebutkan, beras SPHP bulog ini hanya tersedia dalam kemasan 5 kilogram, dengan harga Rp 65.000.

“Hanya mitra Bulog yang bisa menebus beras ini. Karena untuk menghindari pengoplosan dan penyelewengan,” ungkap Ibnu.

Menjawab Serambi, Ibnu Ilyas mengatakan, berdasarkan keterangan pihak kilang padi yang biasa memasok beras ke tokonya, tingginya harga beras dalam beberapa minggu ini disebabkan melejitnya harga gabah yang mencapai 9.000 per kg.

Bukan hanya tinggi, pihak kilang padi juga kesulitan mendapatkan gabah. 

Biasanya, lanjut Ibnu, di toko miliknya stok dan putaran penjualan beras dari berbagai merek, mencapai 3-5 ton putaran per minggu.

“Hari ini, stok di toko kami paling ada sekitar 300 Kg. Untungnya ada beras SPHP dari Bulog yang masih tersisa sekira 1 ton,” kata dia. 

Sementara beberapa merek terkenal dari kilang padi di Aceh Besar dan Pidie yang biasanya dijual di tokonya, kini sudah kosong.

“Kondisi ini sudah terjadi sejak seminggu terakhir. Merek apapun yang kami minta tidak pernah mencukupi,” ujar Ibnu.  

Ia menyebutkan, harga beras merek biasa kemasan 15 kg mengalami kenaikan cukup tinggi, mencapai Rp 30-35 ribu per sak.

Dari biasanya Rp 195 ribu menjadi Rp 230 ribu per sak.

“Bahkan, sejak 5 hari lalu, beras merek biasa ini sudah tidak ada barang lagi. Katanya, kilang padi sudah berhenti sementara, karena harga gabah sangat mahal dan bahkan tidak ada barang,” ungkap Ibnu. 

Sementara beras bermerek kemasan 15 Kg yang biasanya dijual sekira Rp 210.000-215.000 sekarang menjadi Rp 240.000-Rp 245.000.

Baca juga: BERITA POPULER - Daftar Merek Beras Diduga Oplosan, Pembunuh Dhiyaul Fuadi Bebas dari Hukuman Mati

Mencapai Rp 255 Ribu Per Sak

Kenaikan harga beras juga terus terjadi di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Melonjaknya harga makanan pokok tersebut diduga karena belum masuknya masa panen di kabupaten setempat.

Sulaiman, salah seorang pedagang beras di Blangpidie kepada mengatakan, per hari Jumat (18/7/2025), harga beras jenis premium sudah mencapai Rp 255 ribu per sak isi 15 kilogram.

“Dua minggu lalu, harga beras premium per zak isi 15 kilogram, masih Rp 250 ribu per kilogram, sekarang naik menjadi Rp 255 ribu,” ujarnya. 

Selain itu, sebutnya, harga beras jenis medium juga mengalami kenaikan sebesar Rp 5.000 zak isi 15 kilogram.

Kondisi ini juga terjadi di Langsa, dimana harga beras naik dari Rp 220 ribu menjadi Rp 240 ribu/15 Kg.

Selain harga naik, beras juga mulai sulit didapatkan oleh masyarakat.

Sejumlah kios dan toko kelontong juga tidak memiliki stok yang cukup untuk dijual kepada masyarakat.

Kondisi sulitnya mendapatkan beras dan harganya yang mulai naik sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Kondisi serupa juga terjadi di Kampung Baru, Banda Aceh.

Seorang pedagang  bernama Roby mengaku stok beras di tokonya juga menipis dalam beberapa pekan terakhir.

“Pasokan beras dari kilang padi ke kami sangat sedikit. Sebagian kilang malah udah tutup, tidak ada padi yang bisa diolah,” kata pria ini kepada Serambi, Kamis lalu.

Baca juga: Berakhirnya Dana Otsus Akan Picu Masalah Serius bagi Aceh, TA Khalid Yakin Prabowo Beri Angin Segar 

TA Khalid Minta Bulog Operasi Pasar

Menyikapi kelangkaan dan melambungnya harga beras di Tanah Rencong dalam beberapa pekan terakhir, Ketua Forbes DPR-DPD RI asal Aceh, TA Khalid, mendesak Perum Bulog untuk segera menggelar operasi pasar.  

Menurut anggota DPR RI Komisi IV itu, langkah cepat perlu diambil agar harga beras di pasaran bisa dikendalikan dan kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi.

“Jadi tadi saya anggota DPR RI Komisi IV juga sudah meminta Bulog Aceh untuk segera melakukan operasi pasar. Bila perlu menyasar pasar-pasar di setiap kecamatan di Aceh,” kata TA Khalid kepada Serambi.

TA KHALID KETUA FORBES – TA Khalid memberikan keterangan kepada wartawan usai pertemuan antara Gubernur Aceh Muzakkir Manaf (Mualem) dengan seluruh anggota DPR dan DPD RI asal Aceh di Restoran Pendopo Gubernur Aceh, Jumat malam (13/6/2025).
TA KHALID KETUA FORBES – TA Khalid memberikan keterangan kepada wartawan usai pertemuan antara Gubernur Aceh Muzakkir Manaf (Mualem) dengan seluruh anggota DPR dan DPD RI asal Aceh di Restoran Pendopo Gubernur Aceh, Jumat malam (13/6/2025). (SERAMBINEWS.COM/RIANZA ALFANDI)

TA Khalid melihat, mahalnya harga beras di pasar ini disebabkan oleh tingginya harga beli gabah di tingkat petani.

Untuk menstabilkan harga tersebut, TA Khalid juga mendorong pemerintah mengeluarkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) untuk disebar di pasaran.

Sebab, jika stok beras sudah kembali banyak di pasaran maka otomatis harga bakal kembali turun.

“Kami DPR tadi sudah sepakat bahwa meminta pemerintah untuk mengeluarkan beras cadangan pemerintah SPHP itu. Hukum pasar kan saat dia sedikit maka harga akan naik, di saat barang banyak maka harga akan turun,” ungkapnya.(ra/sak)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved