Kesehatan
Protein Penting untuk Tubuh, Tapi Waspadai 5 Tanda Kelebihan Asupan Protein, Berpotensi Batu ginjal
Tubuh yang kelebihan asupan protein bisa menunjukkan tanda-tanda seperti sering merasa haus, urine berbuih, hingga gangguan pencernaan
SERAMBINEWS.COM - Protein adalah nutrisi penting bagi tubuh untuk membangun otot, memperbaiki sel, dan menjaga sistem kekebalan.
Namun, mengonsumsi protein secara berlebihan justru bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang sering tak disadari.
Tahukah Anda? Tubuh yang kelebihan asupan protein bisa menunjukkan tanda-tanda seperti sering merasa haus, urine berbuih, hingga gangguan pencernaan dan kenaikan berat badan.
Bahkan, dalam jangka panjang, kebiasaan makan tinggi protein dapat memicu dehidrasi, sembelit, dan batu ginjal, terutama jika Anda tidak menyeimbangkannya dengan asupan serat dan cairan yang cukup.

Salah satu pemicu utama efek samping ini adalah kerja ekstra ginjal dalam membuang sisa nitrogen dari metabolisme protein, yang bisa memperberat fungsi organ dan memengaruhi sistem ekskresi tubuh.
Lantas, bagaimana cara mengetahui apakah tubuh Anda terlalu banyak mengonsumsi protein?
Apa saja gejala yang harus diwaspadai, dan bagaimana cara mengatasinya?
Tanda-tanda Tubuh Kelebihan Asupan Protein
Dikutip dari Everyday Health, berikut ini beberapa tanda-tanda tubuh kelebihan asupan protein.
1. Dehidrasi
Ketika Anda mengonsumsi protein lebih banyak daripada yang dibutuhkan tubuh, ginjal akan bekerja ekstra untuk memprosesnya.
Saat protein dimetabolisme, nitrogen (komponen asam amino dalam protein) perlu dikeluarkan dari tubuh.
Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi.
"Satu-satunya cara ginjal membuang kelebihan nitrogen adalah dengan meningkatkan frekuensi buang air kecil, sehingga Anda mengalami dehidrasi," kata Babak Razani, MD, PhD.
Gejala dehidrasi meliputi rasa haus, lelah, pusing, atau pening, serta mengalami kulit kering, mata cekung, atau mulut kering.
Baca juga: Catat! Puncak Angin Kencang Hempas Aceh Diprediksi pada Agustus, Masyarakat Diimbau Selalu Siaga
2. Urine berbusa atau berbuih
Jika urine terlihat berbusa, itu bisa menjadi tanda proteinuria atau tingginya kadar protein dalam urin.
Ini adalah kondisi serius yang dapat menjadi indikator kerusakan ginjal.
Beberapa studi menunjukkan, ada hubungan antara mengonsumsi protein dalam jumlah tinggi dan proteinuria.
Ingin buang air kecil sepanjang waktu adalah salah satu gejala lain dari proteinuria dan mungkin juga merupakan indikasi lain bahwa Anda terlalu banyak mengonsumsi protein.
Berikut ini IPI vitamin D yang dapat membantu menjaga kesehatan tubuh Anda, klik di sini untuk mendapatkannya.
3. Batu ginjal
Mengonsumsi protein berlebih, khususnya protein hewani, biasanya tidak akan menyebabkan batu ginjal.
Namun, kondisi ini perlu diwaspadai, terutama jika Anda memiliki riwayat batu ginjal atau memiliki faktor risiko seperti rentan terhadap infeksi saluran kemih.
Tanda-tanda batu ginjal antara lain nyeri tajam di bagian samping tubuh, punggung bawah, dan perut, nyeri saat buang air kecil, serta adanya darah dalam urine.
Mengonsumsi terlalu banyak protein hewani dapat memicu batu ginjal, karena sering buang air kecil untuk membersihkan kelebihan nitrogen dari ginjal.
Kondisi ini dapat mengganggu kadar keasaman khas dalam urine dan memicu produksi oksalat, zat dalam hati yang membentuk batu ginjal.
4. Buang air besar tidak teratur
"Mengonsumsi nutrisi apa pun secara berlebihan, termasuk protein dapat menyulitkan pencernaan dan menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit," kata Razani.
Konstipasi umum terjadi ketika Anda mengonsumsi terlalu banyak protein.
Ini karena kebanyakan orang mengurangi nutrisi lain seperti serat saat mengonsumsi banyak protein, sehingga tidak memiliki pola makan seimbang untuk buang air besar.
"Jika pola makan berprotein tinggi kekurangan serat, maka masalah usus mungkin merupakan akibat dari rendahnya asupan serat," kata Kristin Kirkpatrick, RDN.
5. Berat badan bertambah
"Diet protein sering dikatakan dapat membantu mengurangi rasa lapar, sehingga Anda mengonsumsi lebih sedikit kalori secara keseluruhan," kara Razani.
Diet tinggi protein sering dikaitkan dengan penurunan berat badan.
Faktanya, belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa diet tinggi protein dapat menurunkan berat badan, dan beberapa orang justru mengalami kenaikan berat badan.
"Asupan protein berlebih, jika diimbangi dengan mengurangi asupan makanan lain, bauk untuk menurunkan berat badan," kata Razani.
"Namun, jika total asupan kalori lebih tinggi dari sebelumnya, meskipun semuanya dalam bentuk protein, maka berat badan bisa bertambah," lanjutnya.
Cara Mengurangi Asupan Protein
Dua cara yang baik untuk mengurangi asupan protein total adalah dengan berfokus pada ukuran porsi dan memastikan memasukkan makanan kaya nutrisi lainnya.
Menjalankan diet Mediterania yang kaya akan biji-bijian utuh, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, polong, polongan, minyak zaitun, unggas, dan ikan tanpa lemak dapat membantu mendapatkan pola makan seimbang dengan jumlah protein dan nutrisi lain yang tepat.
Sebelum Anda meningkatkan asupan protein, khususnya untuk menurunkan berat badan, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu.
Artikel ini telah tayang di TribunHealth.com dengan judul 5 Tanda-tanda Tubuh Terlalu Banyak Asupan Protein, Salah Satunya Mudah Dehidrasi
5 Tips Emas Merawat Miss V dari dr Boyke: Hindari Tongkat Madura hingga Pilih Celana yang Tepat |
![]() |
---|
Inilah yang Terjadi Saat Tubuh Dibekam, dr Zaidul Akbar: Keluar Pasukan Khusus Seperti Kena HIV! |
![]() |
---|
Mau Lebih Tahan Lama? Seksolog dr Boyke Bagikan Tips Mudah dan Aman! |
![]() |
---|
Rahasia Sarapan Sehat dr Zaidul Akbar: Chia Seed, VCO & Bawang Lanang, Bikin Otak Encer |
![]() |
---|
Air Kelapa Punya Banyak Khasiat, tapi Orang dengan 6 Kondisi Ini Perlu Hati-hati sebelum Minum |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.