Perang Gaza

Mantan Perdana Menteri: Israel Sedang Hadapi Keruntuhan, Rezim Netanyahu Harus Diganti 

Mengkritik anggota koalisi Netanyahu, Bennett mengatakan: “Mereka menimbulkan kerusakan yang mengerikan melalui pernyataan sembrono seperti 'Kami

Editor: Ansari Hasyim
X @qudsn
Salah satu lokasi di Tel Aviv, Israel. Di mana rudal berat Iran jatuh sebagai bagian dari serangan rudal terkuat pagi ini, Kamis (19/6/2025) 

SERAMBINEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett Minggu mengatakan Israel sedang menghadapi "keruntuhan," mendesak penggantian segera pemerintahan Benjamin Netanyahu, Anadolu melaporkan.

"Dari Washington, DC, saya melaporkan bahwa Israel sedang runtuh," kata Bennett di akun X-nya.

Bennett, yang menjabat sebagai perdana menteri dari Juni 2021 hingga Juni 2022, mengklaim bahwa Israel "menghadapi tsunami tuduhan, narasi kelaparan yang disebarkan oleh Hamas dan PBB, serta citra dan kebohongan yang dibuat-buat tentang Israel."

Mengkritik anggota koalisi Netanyahu, Bennett mengatakan: “Mereka menimbulkan kerusakan yang mengerikan melalui pernyataan sembrono seperti 'Kami akan memusnahkan Gaza' dan 'Jatuhkan bom nuklir di Gaza,' semuanya untuk mendapatkan poin politik dari basis mereka.”

“Bahkan upaya untuk memperpanjang perang di Gaza, seolah-olah kita punya waktu tak terbatas, justru menyebabkan kerugian besar bagi kita.”

Baca juga: Hamas: Tak Ada Gunanya Negosiasi dengan Israel jika Rakyat Gaza Terus Dibantai dan Kelaparan 

Kesimpulannya jelas: satu-satunya jalan keluar dari lubang ini adalah mengganti pemerintahan yang merusak ini sesegera mungkin dan menempatkan negara ini di jalur baru.

Israel telah memberlakukan blokade terhadap Gaza selama 18 tahun, dan sejak 2 Maret telah menutup semua penyeberangan, memperburuk kondisi kemanusiaan bagi 2,4 juta penduduk wilayah tersebut.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 147 warga Palestina, termasuk 88 anak-anak, telah meninggal karena kelaparan dan kekurangan gizi sejak Oktober 2023.

Menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, tentara Israel telah melancarkan serangan brutal di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menewaskan hampir 60.000 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak. 

Pengeboman tanpa henti telah menghancurkan daerah kantong tersebut dan menyebabkan kekurangan pangan.

November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved