Perang Gaza

Menteri Pertahanan Israel Ancam Buka 'Gerbang Neraka' di Gaza Jika Sandera tak Dibebaskan

Hamas telah berulang kali menawarkan untuk membebaskan semua tawanan Israel dengan imbalan diakhirinya perang, penarikan pasukan Israel, dan

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Anadolu Agency
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengancam akan membuka "gerbang neraka" di Jalur Gaza jika kelompok Palestina Hamas gagal membebaskan sandera Israel, Anadolu melaporkan, pada Senin (28/7/2025). 

SERAMBINEWS.COM - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengancam akan membuka "gerbang neraka" di Jalur Gaza jika kelompok Palestina Hamas gagal membebaskan sandera Israel, Anadolu melaporkan, pada Senin (28/7/2025).

"Jika Hamas tidak membebaskan para sandera, gerbang neraka akan terbuka di Gaza," kata Katz dalam sebuah upacara yang menandai pembongkaran bangunan yang rusak akibat serangan rudal Iran bulan lalu di kota Holon dekat Tel Aviv.

"Ini perang yang kompleks, melampaui apa yang telah dilakukan di masa lalu. Kita sedang mendekati tahap di mana keputusan perlu dibuat. Ini adalah kepemimpinan dan kitalah yang bertanggung jawab, bukan jaksa penuntut atau siapa pun."

Hamas telah berulang kali menawarkan untuk membebaskan semua tawanan Israel dengan imbalan diakhirinya perang, penarikan pasukan Israel, dan pembebasan tahanan Palestina.

Akan tetapi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak persyaratan tersebut, dan malah menyerukan pelucutan senjata faksi-faksi perlawanan Palestina dan mengisyaratkan rencana untuk menduduki kembali Gaza.

Israel memperkirakan masih ada 58 sandera di Gaza, termasuk 20 orang yang diyakini masih hidup. 

Sementara itu, lebih dari 10.100 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel dalam kondisi yang keras, termasuk laporan penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis, menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia Palestina dan Israel.

Baca juga: Menteri Gila Israel Bantah Kelaparan di Gaza: Jika Lapar, Mereka Pasti Kembalikan Para Sandera

Oposisi Israel dan keluarga sandera menuduh Netanyahu memperpanjang perang untuk menenangkan mitra koalisi sayap kanannya dan mempertahankan kekuasaan.

Menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, tentara Israel telah melancarkan serangan brutal di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menewaskan hampir 60.000 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak. 

Pengeboman tanpa henti telah menghancurkan daerah kantong tersebut dan menyebabkan kekurangan pangan.

November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved