Breaking News

KUPI BEUNGOH

80 Tahun Merdeka: Saatnya Mengingat Kembali Jantung Perjuangan dari Tanah Rencong

Tanah itu adalah Aceh Tanah Rencong sebuah wilayah yang menjadi jantung perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Dr. Iswadi, M.Pd, Dosen Universitas Esa Unggul-Jakarta 

Setelah Proklamasi Kemerdekaan, saat Indonesia masih merangkak dan berjuang untuk mempertahankan eksistensinya di mata dunia, Aceh tampil sebagai penyokong utama. 

Masyarakat Aceh mengumpulkan emas dan dana untuk membeli pesawat yang kemudian menjadi armada pertama penerbangan nasional, Seulawah RI-001. 

Sumbangan ini bukan sekadar bantuan, tetapi simbol bahwa Aceh menganggap perjuangan Indonesia sebagai perjuangan sendiri.

Namun, sejarah panjang pengorbanan Aceh kadang terlupakan dalam narasi besar kemerdekaan. 

Di buku pelajaran, nama-nama seperti Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien memang disebutkan, tetapi semangat kolektif dan kontribusi Aceh secara menyeluruh sering kali dipinggirkan. 

Padahal, tanpa semangat dan keteladanan dari Tanah Rencong, kisah kemerdekaan Indonesia tidak akan seutuh ini.

Kini, di usia ke-80 tahun kemerdekaan, sudah saatnya bangsa ini kembali menoleh ke barat, ke Serambi Mekkah, dan menyadari bahwa kemerdekaan bukan hanya diperjuangkan oleh tokoh-tokoh di pusat kekuasaan.

 Ia juga ditopang oleh darah, air mata, dan semangat dari daerah-daerah seperti Aceh yang tak pernah ragu mempertaruhkan segalanya demi tanah air.

Aceh layak dapat tempat istimewa

Peringatan 80 tahun kemerdekaan bukan hanya ajang seremoni dan nostalgia, tetapi momen refleksi mendalam: bagaimana kita memperlakukan sejarah, bagaimana kita mengenang perjuangan, dan bagaimana kita menghargai para pejuang dari daerah. 

Aceh layak mendapatkan tempat istimewa dalam ingatan kolektif bangsa. Bukan hanya karena keberaniannya, tetapi karena konsistensinya dalam mendukung republik ini dari masa perang fisik, hingga masa rekonstruksi pascakonflik dan tsunami.

Lebih dari itu, semangat keacehan dalam perjuangan juga bisa menjadi inspirasi masa kini. 

Di era modern ini, tantangan bangsa bukan lagi dalam bentuk penjajahan fisik, tapi dalam bentuk kesenjangan, ketidakadilan, dan pengikisan identitas. 

Semangat pantang menyerah, solidaritas sosial, dan keberanian bersuara seperti yang ditunjukkan rakyat Aceh di masa lalu, bisa menjadi nilai nilai penting dalam membangun Indonesia ke depan.

Baca juga: Prabowo Beri Hadiah Kemerdekaan, Tetapkan 18 Agustus 2025 Jadi Hari Libur

Sudah saatnya kita menulis ulang narasi kemerdekaan Indonesia dengan lebih adil. Memasukkan cerita-cerita dari Tanah Rencong sebagai bagian integral dari perjalanan bangsa. 

Memuliakan sejarah bukan hanya melalui patung atau nama jalan, tetapi dengan pemahaman yang utuh, penghargaan yang tulus, dan kebijakan yang inklusif terhadap daerah-daerah yang dulu menopang republik ini sejak lahir.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved