Aturan Baru Insentif Guru Honorer per 1 Agustus 2025: Besaran Lebih Kecil, Dibayarkan Sekaligus

Selain nominal, perubahan penting lainnya dalam penyaluran bantuan insentif bagi guru non ASN tahun ini adalah penghapusan syarat masa kerja minimal

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
kompas.com
BANTUAN INSENTIF GURU - Aturan baru insentif guru honorer per 1 Agustus 2025: besaran lebih kecil, dibayarkan sekaligus 

SERAMBINEWS.COM - Pemerintah kembali melakukan penyesuaian kebijakan terkait insentif bagi guru non-ASN atau yang lebih dikenal sebagai guru honorer.

Perubahan yang berlaku mulai 1 Agustus 2025 ini mencakup kriteria penerima, besaran nominal, hingga mekanisme penyalurannya.

Tujuannya adalah agar bantuan lebih efisien dan tepat sasaran, seiring dengan diperluasnya jangkauan penerima insentif.

Informasi ini disampaikan oleh Subkoordinator Aneka Tunjangan Puslapdik, Sri Lestariningsih, dalam kegiatan Koordinasi Pelaksanaan Program Aneka Tunjangan Guru Non-ASN dengan pemerintah Daerah Tahap III tahun 2025 di Surabaya, Rabu (23/7/2025).

Menurut Sri, petunjuk teknis penyaluran insentif tahun ini akan berfokus pada data yang terverifikasi melalui Dapodik.

“Pada petunjuk teknis penyaluran bantuan insentif tahun 2025 ini, Puslapdik bersama-sama dengan Ditjen Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru melakukan sinkronisasi dan verifikasi data guru melalui Dapodik," ujar Sri, dilansir dari Kompas.com, Minggu (3/8/2025).

Lantas, apa saja aturan baru insentif guru honorer tahun ini?

Baca juga: Cara Cek Status BSU Untuk Guru Honorer, Dicairkan Mulai Pertengahan Juli 2025, Aksesnya di Link Ini

Penerima lebih banyak, tapi besaran insentif lebih kecil

Salah satu perubahan paling signifikan adalah penyesuaian nominal dan jumlah penerima.

Jika pada tahun 2024 jumlah penerima insentif hanya sekitar 67.000 guru dari berbagai jenjang, tahun ini angka tersebut melonjak drastis menjadi 341.248 guru.

Meskipun jumlah penerima bertambah, besaran insentif yang diterima setiap guru justru menurun.

Pada tahun 2024, insentif yang diberikan adalah Rp3,6 juta per tahun yang dicairkan per semester.

Namun, di tahun 2025 ini, insentif ditetapkan sebesar Rp2,1 juta per tahun dan akan dibayarkan sekaligus.

"Bila tahun sebelumnya sebesar Rp 3.600.000 per tahun dan dibayarkan per semester, maka tahun 2025 ini, bantuan insentifnya sebesar Rp 2.100.000 per tahun dan dibayarkan sekaligus," kata Sri.

Aturan terbaru penyaluran insentif guru non-ASN

Selain soal nominal, perubahan penting lainnya dalam penyaluran bantuan insentif bagi guru non ASN tahun ini adalah penghapusan syarat masa kerja minimal selama 17 tahun.

Meski demikian, penerima tetap harus memenuhi sejumlah kriteria tambahan, seperti tidak menerima bantuan sosial dari Kementerian Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan.

Selain itu, guru juga tidak boleh bertugas di Satuan Pendidikan Indonesia Luar Negeri maupun di Satuan Pendidikan Kerja Sama.

Baca juga: Beredar Link Pendaftaran BSU 2025 Karyawan dan Guru Honorer Palsu, Jangan Diklik, Bahaya!

Dilansir dari Kompas.com, Berikut beberapa kriteria baru yang harus dipenuhi oleh para guru honorer sesuai dengan perubahan terbaru terkait penyaluran bantuan insentif yang berlaku per 1 Agustus 2025.

  1. Tidak ada lagi persyaratan memiliki masa kerja minimal selama 17 tahun.
  2. Penerima tidak boleh menerima bantuan sosial dari Kementerian Sosial.
  3. Penerima tidak menerima bantuan dari BPJS Ketenagakerjaan.
  4. Tidak bertugas pada Satuan Pendidikan Kerjasama atau Satuan Pendidikan Indonesia di Luar Negeri.

Puslapdik bersama Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan kini melakukan sinkronisasi serta verifikasi data guru secara langsung melalui Dapodik. 

Hal ini membuat dinas pendidikan tidak lagi mengusulkan calon penerima melalui aplikasi SIM-ANTUN.

Kriteria guru honorer penerima insentif

Bantuan insentif ini ditujukan bagi guru non-ASN yang belum memiliki sertifikat pendidik.

Ada dua kelompok guru yang menjadi sasaran penerima, yaitu guru formal dan guru non-formal.

1. Kriteria Guru Formal (TK, SD, SMP, SMA, dan SMK)

Kriteria penerima insentif untuk guru formal tetap sama dengan aturan sebelumnya, yaitu:

  • Terdata di Dapodik.
  • Belum memiliki sertifikat pendidik.
  • Memiliki kualifikasi akademik paling rendah sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV).
  • Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK).
  • Memenuhi beban mengajar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
  • Tidak berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).

Baca juga: Asyik! Bantuan Insentif Guru Non-ASN Cair Agustus 2025, Ini Syarat dan Besaran Dana yang Didapat!

2. Kriteria Guru Non-Formal (KB dan TPA)

Bagi pendidik di KB dan TPA, ada kriteria khusus yang harus dipenuhi:

  • Terdata di Dapodik.
  • Belum memiliki sertifikat pendidik.
  • Memiliki ijazah paling rendah SMA/SMK atau sederajat.
  • Bertugas pada KB/TPA di bawah pembinaan dinas pendidikan.
  • Memenuhi beban mengajar sesuai dengan ketentuan.
  • Memiliki masa kerja minimal 13 tahun secara terus-menerus yang dibuktikan dengan surat keputusan pengangkatan dari penyelenggara satuan pendidikan.

Baca juga: BSU Cair Mulai Hari Ini, Berikut 2 Kelompok Pekerja yang Tidak Dapat Insentif Periode Juni-Juli 2025

Kapan insentifnya dicairkan?  

Pencairan dana insentif dijadwalkan berlangsung antara Agustus hingga September 2025.

Puslapdik akan membukakan rekening bagi seluruh guru penerima.

Para guru diberi kesempatan untuk melakukan aktivasi rekening sampai tanggal 30 Januari 2026.

Jika lewat dari batas waktu tersebut, dana insentif akan dikembalikan ke kas negara.

“Guru penerima bantuan insentif diberi kesempatan melakukan aktivasi rekening sampai tanggal 30 Januari 2026, kalau lewat dari waktu itu, uangnya akan dikembalikan ke kas negara," pungkas Sri.

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved