Breaking News

Berita Aceh Barat

Akses ke Laut Sulit, Nelayan Aceh Barat Desak Muara Krueng Cangkoi Dikeruk

“Kami harap pengerukan muara bisa dilakukan setidaknya dua kali dalam setahun,” pintanya.

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
MUARA KRUENG CANGKOI - Nelayan sedang melakukan penyelamatan terhadap boat nelayan yang karam di muara Krueng Cangkoi, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, beberapa waktu lalu. Pendangkalan yang terjadi di muara tersebut membuat nelayan kesulitan saat mengakses laut. 

Namun, gagasan ini butuh dukungan, terutama dalam bentuk peralatan dan pendampingan teknis.

Menurut Amiruddin, jika nelayan dibekali dengan sumber daya yang memadai, mereka mampu mengelola pengerukan secara mandiri dan berkelanjutan.

Sayangnya, sejumlah surat permintaan bantuan yang telah dilayangkan ke beberapa perusahaan termasuk PT Mifa Bersaudara, hingga kini belum membuahkan hasil nyata.

Panglima Laot menegaskan, bahwa permohonan ini bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan demi kelangsungan hidup ratusan nelayan yang bergantung pada laut sebagai sumber mata pencaharian.

Baca juga: Jumat Curhat dengan Kapolres Nagan Raya, Panglima Laot Keluhkan Pencemaran Limbah Batu Bara

“Kami sudah berulang kali menyurati perusahaan. Tapi belum ada tanggapan yang konkret,” ungkapnya.

“Kami tetap menaruh harapan, karena ini menyangkut kehidupan masyarakat pesisir,” tukas Amiruddin.

Lembaga Adat Laot Aceh Barat turut memperkuat desakan tersebut.

Mereka menegaskan bahwa permintaan ini hendaknya dipandang sebagai upaya pelestarian jalur ekonomi lokal.

Pasalnya, muara Krueng Cangkoi bukan sekadar urat nadi nelayan, tapi juga bagian dari rantai pasok perikanan yang menopang perekonomian daerah.

Para nelayan kini mendesak agar pengerukan muara dimasukkan dalam program tahunan daerah, sehingga tidak lagi menjadi masalah berulang.

Mereka berharap seluruh pihak terkait, baik pemerintah daerah, dinas kelautan dan perikanan, maupun korporasi, dapat memberi perhatian serius sebelum kondisi semakin memburuk.

“Kami hanya ingin bisa melaut dengan aman dan tenang. Jangan tunggu sampai ada korban dulu baru semuanya bergerak,” pungkas Amiruddin.(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved