Citizen Reporter

Saat Penulis Sastra Wanita 5 Negara Berhimpun di Melaka

”Acara ini merupakan acara untuk merayakan ulang tahun ke-75 IPM. digabung dengan acara Himpunan Penulis Sastera Wanita se-Nusantara.

Editor: mufti
IST
Dr. SITI RAHMAH, S.H., M.Kn., CPM., Ketua Bidang Hukum dan Advokasi pada Majelis Seniman Aceh (MaSA) dan Dekan Fakultas Hukum Universitas Abulyatama, melaporkan dari Melaka, Malaysia 

Setelah acara seminar, sore hari, kami berjalan ke lokasi wisata, tak jauh dari lokasi acara. Kami megunjungi Istana Kesultanan Melaka.  Bagunan ini adalah museum yang merupakan replika istana semasa Pemerintahan Sultan Mansur Shah (1456-1477).

Saya juga mengunjungi Memorial Pengisytiharan Kemerdekaan. Namanya dibuat demikian

karena proklamasi kemerdekaan tanah Melayu telah dilakukan di Gedung itu oleh Tuan Abdul Rahman Putra AH-Haj, Perdana Menteri Malaysia yang pertama. Gedung ini adalah sejarah perjalanan negeri Melaka ke arah mencapai kemerdekaan. Melaka adalah kota bersejarah.

Kami menginap di Hotel Noble di kawasan Bandar Hilir yang merupakan kawasan wisata. Kawasan ini merupakan peninggalan pusat Kerajaan Melayu Melaka dan kemudian setelah Melaka kalah, kota ini diambil alih oleh Portugis pada tahun 1511 Masehi.  

Malam hari diisi dengan acara seremoni dan makan malam. Suasananya terlihat berbeda,. Begitu saya keluar dari lift, terbentang luas ambal merah sampai memasuki ruang acara. Ambal merah ini adalah lambang penghormatan. Malam ini kami dijamu makan malam bersama. Terlihat setiap meja sudah terisi menu makan malam siap untuk disantap. Setiap peserta sudah disediakan tempat duduk.  Kami dari Aceh duduk di meja nomor 9. Di setiap kursi telah diletakkan nama peserta dan delegasi dari negara mana.

Acara malam itu dihadiri oleh Tuan Yang Terutama Tun Seri Setia Dr Haji Mohd Ali bin Mohn Rustam yang Dipertua Negeri Melaka. Kalau di Indonesia setara dengan gubernur. Sambil menunggu beliau tiba, kami disuguhi syair dan lagu-lagu Melayu. Begitu Tun Seri Setia Dr Haji Mohd Ali bin Mohn Rustam memasuki ruangan, semua peserta berdiri.

Begitu masuk, beliau mengunjungi stand buku dan kemudian menyapa para peserta. Setelah beliau menuju kursi, langsung terdengar lagu kebesaran Negeri Malaka,  Melaka Maju Jaya.

Acara dibuka dengan tarian persembahan selamat datang (Senandung Anak Melaka) yang ditampilkan oleh anak-anak. Tarian ini adalah tarian dari Melaka yang biasa ditampilkan dalam sebuah acara pembukaan. Setiap tamu undangan pun dipersilakan menyantap hidangan. Terlihat Tun Seri Setia Dr Haji Mohd Ali menikmati hidangan. Ada banyak pelayan restoran mengenakan baju putih celana hitam mondar-mandir membawakan minum dan sup ayam ke setiap meja.

Acara pada malam hari ini berisi agenda peluncuran dua buku IPM. Dilanjutkan dengan pemberian penghargaan dan cendera mata kepada para tokoh  penulis IPM  yang berprestasi.

Hari kkedua

Acara di hari kedua, pagi harinya masih diisi dengar seminar dan diskusi,  diakhiri dengan acara penutupan. Setelah sesi diskusi pertama, Sastrawan Negara Dato’ Dr SN Zurinah Hassan  membacakan puisi berjudul Arnab dan Kura-Kura. Sastrawan Negara adalah gelar kehormatan yang diberikan oleh Kerajaan Malaysia melalui Dewan Bahasa dan Pustaka kepada penulis sastra Melayu yang telah memberikan sumbangan besar kepada perkembangan sastra di Malaysia. Beliau ada perempan sasterawan negara yang pertama.

Pada sesi ini Majelis Seniman Aceh juga berkesempatan memberikan cendera mata kepada Gapena dan IPM sebagai ucapan terima kasih atas kerja sama yang diserahkan oleh Sekjen MaSA, Thayeb Loh Angen dan Siti Rahmah (Ketua Bidang Hukum MaSA), didampingi oleh semua peserta dari Aceh. Teruslah berkarya seumur masa.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved