KUPI BEUNGOH
Refleksi 20 Tahun Damai Aceh: Menanti Peran Anak Syuhada Menjaga Damai Aceh Lewat Ketahanan Pangan
Refleksi 20 Tahun Damai Aceh: Menanti Peran Anak Syuhada Menjaga Damai Aceh Lewat Ketahanan Pangan
Momentum politik saat ini sangat mendukung. Aceh dipimpin oleh Muzakir Manaf atau Mualem—mantan Panglima GAM yang telah mendapat mandat rakyat.
Sosok yang paling memahami denyut aspirasi eks kombatan dan keluarga syuhada.
Tak hanya itu, hubungan historis dan emosional Mualem dengan Presiden Prabowo Subianto adalah kekuatan strategis yang dapat mendorong percepatan realisasi janji-janji damai.
Keduanya punya sejarah panjang sejak masa konflik, dan kini berada dalam posisi saling memperkuat antara pusat dan daerah.
Ini bukan sekadar simbol politik, tetapi peluang emas. Hubungan kepercayaan personal itu bisa menjadi jembatan bagi kebijakan nyata.
Baca juga: 17 Tahun Aceh Damai di Mata Mantan Gerilyawan GAM
Pemerintah pusat dan daerah dapat membuka akses legal atas lahan, menyalurkan pembiayaan produktif, dan mendampingi eks kombatan serta anak-anak syuhada agar menjadi pelaku utama dalam sektor pangan, baik melalui koperasi, BUMDes, atau kemitraan dengan BUMD.
Namun program besar seperti ini hanya akan berhasil jika didukung oleh komitmen bersama untuk keberlanjutan.
Eks kombatan GAM telah menyatakan kesiapan mereka untuk bertransformasi menjadi petani, peternak, dan pengusaha pangan.
Anak-anak syuhada telah menunjukkan semangat baru untuk melanjutkan perjuangan orang tua mereka melalui jalur damai dan produktif.
Pemerintah, baik daerah maupun pusat, wajib hadir bukan sekadar melalui pernyataan, tetapi dengan kebijakan, anggaran, dan keberpihakan nyata.
Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota di Aceh bisa memulai pilot project ini.
Dengan kekuatan BUMD dan jaringan koperasi rakyat, daerah ini bisa membangun model pertanian terpadu yang dikelola oleh eks kombatan dan anak syuhada—dari pengelolaan lahan, produksi, hingga distribusi.(*)
*) PENULIS adalah Politisi PDI Perjuangan dan Putra Aceh Barat Daya
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI
Utang: Membangun Negeri atau Menyandera Masa Depan? |
![]() |
---|
Melihat Peluang dan Tantangan Potensi Migas Lepas Pantai Aceh |
![]() |
---|
Dua Dekade Damai, Rakyat Masih Menanti Keadilan Pengelolaan Sumber Daya Alam |
![]() |
---|
Kampung Haji Indonesia dan Wakaf Baitul Asyi |
![]() |
---|
80 Tahun Merdeka: Saatnya Mengingat Kembali Jantung Perjuangan dari Tanah Rencong |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.