Perang Gaza

Haus Darah, Terus Bunuh dan Bantai Rakyat Sipil, Netanyahu Klaim Ingin Bebaskan Gaza dari Hamas 

Beberapa hari setelah kabinetnya menyetujui serangan besar baru di Kota Gaza untuk membasmi pasukan Hamas di sana, perdana menteri

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/times of israel
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberikan konferensi pers langka kepada media asing pada Minggu di mana ia memaparkan rencana Israel untuk melanjutkan perang melawan Hamas. 

Otoritas Palestina bukanlah pilihan yang dapat diterima untuk berperan di Gaza pascaperang, tambah Netanyahu, menuduhnya mempromosikan aktivitas teroris terhadap Israel. 

Kemudian, dalam pidatonya yang berbahasa Ibrani, ia mengatakan bahwa Otoritas Palestina pada akhirnya memiliki tujuan yang sama dengan Hamas untuk menghancurkan Israel, tetapi berusaha melakukannya dengan terlebih dahulu menggunakan badan-badan internasional seperti PBB dan Mahkamah Pidana Internasional untuk memaksa Israel mundur ke "batas yang tak terlindungi," dan kemudian menyerang.

Netanyahu mengatakan IDF telah diinstruksikan "untuk membongkar dua benteng Hamas yang tersisa di Kota Gaza dan kamp-kamp pusat." Israel akan memulai rencana tersebut "dengan terlebih dahulu memungkinkan penduduk sipil meninggalkan area pertempuran dengan aman ke zona aman yang telah ditentukan. Di zona aman ini, mereka akan diberikan makanan, air, dan perawatan medis yang memadai," ujarnya.

Australia dan Selandia Baru akan Akui Negara Palestina Secepatnya

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese sedang bersiap untuk mengumumkan rencana pengakuan negara Palestina "segera", demikian laporan Sydney Morning Herald.

Pemerintah Australia kemungkinan akan membuat pengumuman paling cepat hari Senin, kata surat kabar itu, mengutip orang-orang yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui masalah tersebut.

Rencana Australia ini muncul saat Kanada, Prancis, dan Inggris juga tengah bersiap untuk secara resmi mengakui negara Palestina dalam beberapa minggu.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan pemerintahnya akan mengakui negara Palestina di Majelis Umum PBB pada bulan September.

"Hari ini, saya dapat memastikan bahwa pada sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di bulan September, Australia akan mengakui negara Palestina," ujarnya dalam konferensi pers.

“Australia akan mengakui hak rakyat Palestina untuk memiliki negara mereka sendiri.”

Sementara itu Selandia Baru pertimbangkan pengakuan negara Palestina, kata menteri luar negerinya.

Menteri Luar Negeri Winston Peters mengatakan Kabinet akan membuat keputusan resmi mengenai masalah tersebut pada bulan September.

“Beberapa mitra dekat Selandia Baru telah memilih untuk mengakui negara Palestina, dan beberapa lainnya tidak,” kata Peters dalam sebuah pernyataan.

“Pada akhirnya, Selandia Baru memiliki kebijakan luar negeri yang independen, dan dalam hal ini, kami bermaksud untuk mempertimbangkannya dengan cermat dan kemudian bertindak sesuai dengan prinsip, nilai, dan kepentingan nasional Selandia Baru.”

Peters mengatakan bahwa meskipun Selandia Baru telah lama menganggap pengakuan negara Palestina sebagai “masalah waktu, bukan apakah”, isu ini bukanlah “sederhana” atau “jelas”.

“Ada berbagai pandangan yang kuat di dalam Pemerintah, Parlemen, dan bahkan masyarakat Selandia Baru mengenai masalah pengakuan negara Palestina,” ujarnya.

Sudah sepantasnya isu rumit ini disikapi dengan tenang, hati-hati, dan bijaksana. 

"Selama bulan depan, kami berharap dapat menjajaki berbagai pandangan ini sebelum mengajukan proposal ke Kabinet," ujarnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved