Kronologi Dokter RSUD Sekayu Dianiaya Keluarga Pasien karena Tak Buka Masker, IDI Turun Tangan

Tiba-tiba, salah satu anggota keluarga pasien memegang tubuh bagian belakang korban sambil memaksa membuka masker.

Editor: Faisal Zamzami
YOUTUBE TRIBUN SUMSEL
DOKTER DIANIAYA - Tangkap layar keluarga pasien berbuat arogan ke dokter RSUD Sekayu. Tindakan ini mendapat kecaman IDI hingga siap dampingi ke jalur hukum. 

SERAMBINEWS.COM - Perselisihan antara dokter dan keluarga pasien berujung penganiayaan.

Viral di media sosial sebuah video yang menunjukan aksi penganiayaan terhadap seorang dokter.

Dalam video tersebut, seorang dokter di RSUD Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, dianiaya saat memeriksa pasien di kamar rawat inap.

Hal ini bermula ketika keluarga pasien meminta dokter tersebut untuk melepas masker yang dikenakannya.

 
Dari narasi yang beredar, pasien yang diperiksa mengidap penyakit TBC (Tuberkulosis).

Namun, permintaan tersebut ditolak oleh korban secara halus karena melepas masker bertentangan dengan standar operasional prosedur (SOP) rumah sakit.

Tiba-tiba, salah satu anggota keluarga pasien memegang tubuh bagian belakang korban sambil memaksa membuka masker.

Meski akhirnya dokter tersebut membuka maskernya, tindakan itu dilakukan dalam tekanan, dengan tangan keluarga pasien masih terlihat menyentuh tubuhnya.

Akhirnya, dokter memeriksa pasien tanpa masker.

Padahal, dokter wajib menggunakan masker selama berada di lingkungan fasilitas kesehatan.

Selain mencegah penularan infeksi, masker juga melindungi penularan pada pasien yang rentan.

Baca juga: VIDEO - Viral! Gibran Cuek Tak Salami AHY, Pengamat: AHY Jadi Komoditas Politik Panas

Beberapa tempat di rumah sakit seperti di ruang tunggu, ICU, kamar operasi, dan semua ruang tertutup di rumah sakit wajib menggunakan masker.

Dokter yang melakukan pemeriksaan langsung terhadap pasien juga wajib bermasker.

Tak hanya dokter, semua tenaga medis juga diwajibkan menggunakan masker di situasi tertentu.

Dilansir TribunSumsel.com, Humas RSUD Sekayu, Dwi Marsilviah, mengaku telah mendengar kabar penganiayaan terhadap dokter tersebut.

Saat ini, pihak rumah sakit tengah melakukan rapat internal terkait insiden tersebut.

 
"Ada nanti ya, kita masih rapat di RS," ujarnya singkat.

Baca juga: Viral Medsos, 2 Warga Melintas di Jalan Uyok Langsa Timur Lolos dari Begal

IDI Siap Bantu

Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Musi Banyuasin (MUBA) mengecam insiden kekerasan fisik ini.

Ketua Badan Hukum Pembela Profesi dan Advokasi (BHP2A) IDI Muba, Zwesty Devi, mengatakan pihaknya prihatin atas apa yang dialami korban, dr. Syahpri.

"Tindakan kekerasan terhadap tenaga kesehatan, apalagi secara fisik, tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun."

"Dalam video yang beredar, terlihat adanya kontak fisik dari pihak keluarga pasien kepada dokter yang tengah menjalankan tugasnya," tegas dr. Zwesty, Rabu (13/8/2025).

IDI Muba pun akan melakukan pendampingan hukum kepada korban.

Zwesty menuturkan, pihaknya mendukung penuh langkah-langkah yang diambil oleh pihak rumah sakit dan Dinas Kesehatan Muba.

"Kami akan mengawal proses hukum ini bersama RSUD Sekayu dan Dinkes Muba. Dokter adalah garda terdepan layanan kesehatan, bukan pihak yang seharusnya menjadi korban kekerasan," ungkapnya, dikutip dari TribunSumsel.com.

Ia pun berharap, peristiwa ini menjadi perhatian publik supaya tak ada tenaga medis yang mendapatkan aksi penganiayaan serupa.

"Ini masalah profesi kami berharap peristiwa serupa tidak terulang kembali dan dokter tetap dapat menjalankan fungsinga tanpa ada ketakutan," jelasnya.

Baca juga: Diperiksa Polisi soal Kasus Ijazah Jokowi, Abraham Samad: Ini Kriminalisasi

Baca juga: Edi Bunuh Samiran usai Tahu Korban Nikah Siri dengan Mantan Istrinya, Pelaku Bantah Sudah Bercerai

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved