Kajian Islam
Buya Yahya: Jangan Nasihati Anak Saat Emosi, Bisa Berubah Jadi Cacian
Buya Yahya menegaskan, kondisi emosi yang belum terkendali hanya akan membuat nasihat kehilangan makna.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM – Pendakwah Buya Yahya memberikan pesan penting bagi para orang tua dalam mendidik anak.
Menurut Buya Yahya, salah satu kesalahan orang tua yang sering terjadi adalah memberikan nasihat ketika hati masih dipenuhi amarah.
Buya Yahya menegaskan, kondisi emosi yang belum terkendali hanya akan membuat nasihat kehilangan makna.
Bukan kebaikan yang tersampaikan, melainkan kata-kata kasar atau cacian yang bisa melukai perasaan anak.
“Maka hindari di saat kita marah untuk menasihati anak-anak. Mohon maaf, jika lagi marah Anda jangan menasihati anak Anda,” kata Buya Yahya dalam sebuah ceramah yang dikutip Serambinews.com, Senin (18/8/2025).
Menurut Buya Yahya, amarah yang tidak dikendalikan bisa menguasai diri seseorang sehingga ucapan yang keluar pun tidak lagi terkontrol. Akibatnya, orang tua bisa melampiaskan emosi dengan cara yang tidak mendidik.
Baca juga: Buya Yahya Bongkar Kesalahan Suami yang Melarang Istri ke Rumah Orang Tua
“Ibu bisa saja tiba-tiba mencaci maki anak kecil hanya karena dikuasai amarah. Padahal, seharusnya seorang ibu tidak boleh marah berlebihan atau melakukan sesuatu yang tidak pantas,” ujarnya.
Ia menambahkan, hal yang sama juga berlaku dalam hubungan rumah tangga.
Seorang suami maupun istri tidak sepatutnya saling menegur atau menasihati pasangan dalam kondisi marah.
“Pastikan Anda tidak akan menegur pasangan Anda di saat Anda sendiri marah. Rendam dulu amarah Anda, setelah stabil baru berbicara. Dengan begitu, kata-kata yang keluar bisa indah, kalimatnya bagus, dan cara penyampaiannya tepat,” jelas Buya Yahya.
Lebih lanjut, Buya Yahya memberikan tips agar seseorang tidak terjebak dalam luapan emosi.
Ia menyarankan, ketika amarah mulai muncul, sebaiknya mengambil jeda sejenak, menenangkan diri, atau melakukan hal sederhana seperti minum air.
Baca juga: Menyesal Pernah Bentak Ibu Sebelum Wafat, Buya Yahya: Itu Durhaka, Tapi Masih Ada Cara Tobat
Dengan memberi ruang untuk diri sendiri, seseorang akan lebih mampu mengendalikan hawa nafsu dan emosi.
Setelah kondisi hati kembali tenang, barulah nasihat bisa disampaikan dengan bahasa yang baik dan mudah diterima.
“Hindari berbicara dalam keadaan amarah masih menguasai kita. Berhenti sejenak, rileks sesaat, kemudian lanjutkan pembicaraan. Maka nasihat yang keluar akan lebih masuk akal, tidak dikuasai hawa nafsu, dan terdengar indah di telinga orang lain,” katanya.
Buya Yahya menekankan bahwa anak-anak akan lebih mudah menerima nasihat jika disampaikan dengan ketenangan.
Sebab, kata-kata yang penuh kelembutan bukan hanya menenangkan hati, tetapi juga menjadi teladan bagi anak untuk belajar bersikap.
“Nasihat yang indah akan menjadi pelajaran berharga. Sebaliknya, nasihat yang lahir dari emosi hanya akan melukai dan tidak memberi manfaat,” tutup Buya Yahya.
Baca juga: Buya Yahya Marah Besar Soal Anak Minta Warisan Duluan, Jangan Menikah dengan Orang Ini, Durhaka!
Menyesal Pernah Bentak Ibu Sebelum Wafat, Buya Yahya: Itu Durhaka, Tapi Masih Ada Cara Tobat
Seorang jemaah mengungkapkan penyesalannya kepada Buya Yahya karena pernah membentak sang ibu yang sedang sakit sebelum ibunya wafat. Ia khawatir perbuatannya itu membuatnya menjadi anak durhaka dan menjadi penyebab hidupnya terasa sulit.
Dalam tayangan di kanal resmi Albahjah TV, jemaah tersebut menceritakan bahwa selama setahun merawat ibunya yang sakit, ia beberapa kali memarahi dan membentak sang ibu karena kelelahan dan emosi. Setelah ibunya meninggal, penyesalan itu terus menghantui.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Buya Yahya menegaskan bahwa membentak orang tua, apalagi saat dalam keadaan lemah dan sakit, adalah perbuatan yang dilarang keras oleh Al-Qur’an.
“Anda durhaka, Anda salah, Anda dosa dengan membentak orang tua. Apalagi dalam Al-Qur’an disebutkan wala tanharhuma, jangan kau bentak. Tidak ada alasan untuk membentak orang tua,” tegas Buya Yahya dikutip Serambinews.com, Jumat (15/8/2025).
Meski begitu, menurut Buya Yahya, Allah Maha Pengampun. Selama ada penyesalan dan keinginan untuk memperbaiki diri, masih ada cara untuk bertobat dan tetap bisa berbakti kepada orang tua yang telah wafat.
Buya Yahya menyebut tiga langkah utama berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal:
- Sertakan orang tua dalam setiap doa. “Jangan berdoa kecuali membawa nama orang tua Anda,” pesan Buya Yahya.
- Bersedekah atas nama orang tua. Sisihkan sebagian rezeki, baik ke masjid, pesantren, atau amal jariyah lainnya, agar pahala mengalir untuk mereka.
- Lanjutkan kebaikan orang tua. Berbuat baik kepada saudara, kerabat, atau sahabat yang dulu pernah dibaiki oleh orang tua.
- Buya Yahya mengingatkan, durhaka kepada orang tua dapat mendatangkan petaka di dunia dan di akhirat.
Karena itu, setiap anak harus menjaga ucapan dan sikap, terutama saat orang tua dalam kondisi lemah.
“Semoga Allah menjadikan Anda anak yang saleh, dan semua orang bisa menyesali kekurangan dalam mengabdi kepada orang tua, apalagi jika pernah bersikap kasar kepada mereka,” tutup Buya Yahya.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)
Buya Yahya Bongkar Kesalahan Suami yang Melarang Istri ke Rumah Orang Tua |
![]() |
---|
Menyesal Pernah Bentak Ibu Sebelum Wafat, Buya Yahya: Itu Durhaka, Tapi Masih Ada Cara Tobat |
![]() |
---|
Kenapa Hari Jumat Wajib Perbanyak Shalawat? Ini Penjelasan Syekh Ali Jaber |
![]() |
---|
Buya Yahya: Nafkah dari Hasil Judi Haram, Lebih Baik Lapar daripada Makan Api |
![]() |
---|
Buya Yahya Ungkap Kalimat yang Bisa Membatalkan Shalat, Berdoa Pun Sebaiknya Cukup Sebut Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.