Salam
Kapolda Baru, Harapan Baru Aceh
BRIGJEN Pol Marzuki Ali Basyah resmi menjabat sebagai Kapolda Aceh. Ia dilantik oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo
BRIGJEN Pol Marzuki Ali Basyah resmi menjabat sebagai Kapolda Aceh. Ia dilantik oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/8/2025). Pelantikan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1764/VIII/KEP/2025 tertanggal 5 Agustus 2025.
"Benar, Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah telah dilantik oleh Kapolri sebagai Kapolda Aceh. Pelantikan tersebut berlangsung di Gedung Rupatama Mabes Polri," kata Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Joko Krisdiyanto, sebagaimana diberitakan Serambinews.com, Selasa (19/8/2025).
Pelantikan itu sendiri sebenarnya merupakan sebuah kegiatan seremonial biasa. Tetapi di Aceh, hal ini menjadi titik balik yang sarat harapan. Sebagai putra asli Tangse, Kabupaten Pidie, Marzuki bukan hanya membawa pangkat dan jabatan, tetapi juga membawa pulang ke Aceh sebuah janji bahwa keamanan dan keadilan bisa tumbuh dari pemahaman yang mendalam terhadap tanah kelahiran.
Pelantikan ini berlangsung di tengah sorotan publik yang semakin tajam terhadap kinerja aparat penegak hukum. Masyarakat Aceh yang selama ini kerap merasa terpinggirkan dalam narasi nasional, kini melihat peluang untuk membangun relasi baru. Bukan sekadar antara polisi dan rakyat, tetapi antara kepercayaan dan tanggung jawab.
Dari Barat hingga ke Timur, suara-suara harapan mengalir deras. Tokoh agama berharap pendekatan humanis dan dialogis menjadi ciri khas kepemimpinan Marzuki. Aktivis antinarkoba menaruh ekspektasi tinggi, mengingat rekam jejaknya di BNN Aceh yang dikenal tegas dan progresif. Para akademisi dan pemuda menuntut sinergi yang lebih erat antara kepolisian dan masyarakat sipil, demi menciptakan ruang aman untuk tumbuh dan berinovasi.
Namun harapan terbesar datang dari akar rumput, warga biasa yang ingin hukum ditegakkan tanpa diskriminasi, yang ingin anak-anak mereka tumbuh di lingkungan bebas narkoba dan yang ingin melihat aparat hadir bukan hanya saat konflik, tetapi juga saat membangun.
Pelantikan kemarin bukan hanya seremoni administratif. Ia adalah simbol transisi dari pendekatan lama menuju era baru yang lebih inklusif dan berakar pada nilai-nilai lokal. Marzuki Ali Basyah, dengan latar belakang dan pemahaman budaya Aceh, memiliki modal sosial yang tak dimiliki oleh pendahulunya. Tapi modal itu harus dibayar dengan kerja nyata, bukan sekadar retorika.
Marzuki sendiri telah menegaskan komitmennya untuk menjaga Aceh sebagai Serambi Mekah. “Masyarakat Aceh butuh sentuhan pemimpin yang bisa mempertahankan Tanah Rencong sebagai Serambi Mekah, jangan biarkan dikotori oleh tangan-tangan si jahat dan merusak citra itu,” ujarnya sehari sebelum pelantikan.
Aceh sedang menunggu. Bukan hanya untuk melihat siapa yang dilantik, tetapi untuk menyaksikan bagaimana pelantikan itu diterjemahkan menjadi kebijakan, tindakan, dan perubahan nyata. Di pundak Marzuki, harapan itu kini bertumpu.(*)
POJOK
Sepmor mahasiswa hilang saat parkir di warkop
Gawat, ini pasti maling kelas kakap
Puan bantah DPR bergaji 100 juta
Betul, sebab jika ditotal, jumlahnya lebih besar lagi, hehehe
Mualem-Tu Bulqaini bersatu untuk Ahlussunnah wal Jamaa’ah
Karena memang tak ada musuh abadi dalam politik
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.