Liputan Eksklusif Aceh

Jangan Malu Melapor ke Keuchik di Jika Ada Anak Putus Sekolah di Gampong 

“Kita di gampong siap membantu bagi warga yang anaknya putus sekolah,” kata Keuchik Lapang, Said Zul’asfi. 

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
BANTU ANAK PUTUS SEKOLAH - Keuchik Lapang, Said Zul’asfi menyatakan bahwa pemerintah gampong setempat siap membantu setiap warganya yang anaknya tidak lagi mengenyam pendidikan formal. 

Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Di balik tembok-tembok sekolah yang berdiri megah di Gampong Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, ternyata masih ada anak-anak yang hanya bisa memandang dari kejauhan. 

Mereka adalah anak-anak yang putus sekolah.

Terhenti di tengah jalan bukan karena tidak mampu belajar, tetapi karena berbagai keterbatasan yang tak tersuarakan.

Namun kini, harapan untuk mencicipi bangku sekolah kembali terbuka.

Jika pun memang tidak bisa sekolah lagi secara formal, masih ada jalan dengan menghadirkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang menyediakan program pendidikan nonformal bagi anak-anak putus sekolah. 

Baca juga: Cerita Wika Anjani, Menyerah Hingga Putus Sekolah Karena tak Ada Uang Jajan

Di sini, anak-anak putus sekolah masih berpeluang untuk mendapatkan ijazah setara SD, SMP, dan SMA, melalui program Paket A, B, dan C.

Akan tetapi bagi mereka yang masih usia Tingkat SD dan SMP dan SMA, yang mau sekolah, tentu masih bisa dilakukan.

Sebabnya, Pemerintah Gampong Lapang menyatakan siap membantu setiap warganya yang anaknya tidak lagi mengenyam pendidikan formal.

Asalkan keluarga tersebut bisa melaporkan ke pihak desa atau keuchik.

“Kita di gampong siap membantu bagi warga yang anaknya putus sekolah,” kata Keuchik Lapang, Said Zul’asfi. 

Baca juga: Lebih dari 1.000 Anak Putus Sekolah di Aceh Barat, Pemerintah Dorong Program Pendidikan Alternatif

“Tapi kita harap mereka mau melaporkan hal itu. Kita akan cari jalan, yang penting anak-anak bisa sekolah, bisa menjadi edukasi untuk gampong-gampong lainnya di Aceh Barat,” lanjut Said Zul’asfi kepada Serambinews.com, Jumat (22/8/2025), menyikapi adanya anak yang putus sekolah.

Pernyataan ini datang sebagai bentuk kepedulian terhadap generasi muda yang kehilangan haknya atas pendidikan, sekaligus sebagai ajakan terbuka kepada masyarakat agar tidak menutup-nutupi keadaan.

Keuchik Said Zul’asfi memahami, bahwa dalam banyak kasus, orang tua merasa malu, sungkan, atau takut dicap gagal jika mengakui bahwa anak mereka putus sekolah. 

Padahal, menurutnya, masalah tidak akan pernah selesai jika disembunyikan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved