Berita Aceh Singkil

Musim Kemarau Melanda, Tanaman Sawit Warga Singkil Kekeringan 

"Tak sanggup lagi siram. Pasrah saya, memang sudah ada yang layu," kata Afriadi yang baru melakukan penanaman sawit.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
SIRAM TANAMAN SAWIT - Warga menyiram tanaman kelapa sawit yang baru ditanam di kawasan Gosong Telaga Barat, Kecamatan Singkil Utara, Aceh Singkil, yang layu akibat kekeringan, Kamis (28/8/2025). 

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL – Musim kemarau mulai berdampak pada tanaman milik warga Aceh Singkil

Terutama kelapa sawit yang baru ditanam. 

Tanaman jenis palm itu layu, bahkan sebagian daunnya mulai meranggas akibat kekeringan.

Sehingga pemilik harus melakukan penyiraman agar tanamannya tidak mati. 

Nahasnya, persediaan air untuk menyiram tanaman mulai menipis. 

Sementara kebutuhan air untuk siram sawit cukup banyak, berbeda dengan tanam lain. 

Baca juga: Kemarau, Warga Aceh Singkil Diimbau tak Buka Lahan dengan Cara Dibakar 

Sumur yang dibuat di areal perkebunan sebentar saja sudah kering ketika airnya disedot. 

Warga melakukan penanaman sawit lantaran tidak menyangka kemarau tiba-tiba langsung terik. 

"Tak sanggup lagi siram. Pasrah saya, memang sudah ada yang layu," kata Afriadi yang baru melakukan penanaman sawit di kawasan Singkil Utara, Kamis (28/8/2025). 

Sementara itu, bukan hanya sawit baru tanam yang harus disiram. 

Tanaman sayur mayur milik petani yang sudah mendekati masa panen juga harus disiram. 

Sayangnya walau sudah disiram, beberapa tanaman di antaranya tidak tumbuh normal.

Baca juga: BMKG Sebut 70 Persen Wilayah Aceh Masih Musim Kemarau, Warga Diminta Waspada Potensi Kekeringan

Salah satunya tanaman kangkung yang cenderung kerdil. 

Jangan Bakar Lahan 

Sementara itu, berdasarkan catatan Serambinews.com, sudah hampir empat pekan Kabupaten Aceh Singkil memasuki musim kemarau

Terkait kondisi itu, warga diimbau tidak buka lahan dengan cara membakar. 

Lantaran dapat memicu kebakaran luas serta membahayakan lingkungan dan mengganggu kesehatan.

"Hindari membuka lahan kebun maupun keperluan lainnya dengan cara membakar," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Aceh Singkil, Al Husni.

Baca juga: Kemarau, 3 Rumah Terbakar di Trumon Akibat Korslet Listrik, Masyarakat Diimbau Waspada

Al Husni juga mengingatkan warga untuk menghindari membakar sampah dan membuang puntung rokok di area hutan, kebun,maupun lahan kering. 

Karena dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kemudian, sebagai langkah antisipasi mencegah terjadinya kebakaran, warga diminta membersihkan lahan dari semak kering yang mudah terbakar di sekitar area permukiman.

Untuk diketahui, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memiliki dampak merugikan bagi lingkungan, kesehatan manusia, maupun ekonomi. 

Dampak lingkungan dapat menyebabkan kerusakan ekosistem sebab kebakaran menghancurkan habitat alami flora dan fauna.

Kondisi itu menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dan terancamnya spesies endemik. 

Baca juga: Hati-hati! Sabang Masuki Fase Musim Kemarau, Intensitas Hujan Turun, BMKG Ingatkan Potensi Karhutla

Selanjutnya terjadi perubahan sifat tanah. 

Meskipun dalam jangka pendek bisa meningkatkan ketersediaan hara, namun dapat juga menyebabkan hilangnya bahan organik dan unsur hara.

Dampak karhutla lainnya adalah peningkatan emisi gas rumah kaca.

Sebab kebakaran pada areal luas melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca.

Seperti karbon dioksida, metana, dan partikel karbon hitam ke atmosfer, yang memperburuk perubahan iklim. 

Khusus kebakaran hutan dapat merusak daerah tangkapan air. 

Baca juga: Masuki Musim Kemarau, Masyarakat Sabang Diminta Waspadai Risiko Kebakaran Lahan

Sebab hutan yang terbakar kehilangan kemampuan untuk menyerap dan menyimpan air, meningkatkan risiko banjir, tanah longsor, dan kekeringan

Hilangnya vegetasi akibat kebakaran membuat tanah lebih rentan terhadap erosi yang menyebabkan sedimentasi sungai dan pendangkalan. 

Sedangkan dampak kebakaran bagi kesehatan bisa memicu gangguan infeksi saluran pernapasan akut.

Lantaran asap kebakaran dapat mengandung partikel berbahaya dan gas beracun.

Gangguan kesehatan lainnya dari paparan asap dapat memperburuk kondisi penyakit tertentu seperti jantung dan paru-paru, serta penyakit lainnya. 

Selain itu kebakaran luas dapat berdampak terhadap kehidupan sosial dan ekonomi.

Baca juga: Kemarau, Sudah Belasan Kali Terjadi Kebakaran di Kabupaten Bireuen Juni dan Juli 2025, Ini Datanya

Sebab, karhutla dapat menyebabkan seseorang kehilangan mata pencaharian terutama petani.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved