4 Mantan Anggota Perunding GAM ke Helsinki, Ahtisaari: Setelah RI-GAM Damai Kami Kebanjiran Order

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Empat mantan juru runding GAM, M Nur Djuli, Shadia Marhaban, Munawar Liza Zainal, dan Bachtiar Abdullah berkunjung ke Kantor Crisis Management Initiative (CMI) di Helsinki, Finlandia, dan bertemu pimpinan lembaga itu, Martti Ahtisaari, Rabu (24/1/2018).

"Adanya beberapa regulasi yang melanggar MoU dan UUPA, bisa menjadi punca berkurangnya kepercayaan kepada perdamaian. Ini harus diwaspadai oleh semua pihak," tambah Nur Djuli.

(Baca: Jerman akan Hentikan Ekspor Senjata ke Negara yang Terlibat Konflik Yaman, Ini Alasannya)

(Baca: 10 Senjata Api Masa Konflik Dimusnahkan di Mapolres Aceh Utara)

(Baca: Pernah Bergerilya saat Konflik hingga Jadi Fotografer, Chaideer Gelar Pameran Foto Tunggal di Jerman)

Sedangkan Shadia Marhaban menyampaikan agar perunding GAM selalu dilibatkan untuk memperkuat perdamaian.

"Kami para perunding siap untuk bekerja membantu pemerintah untuk memperkuat perdamaian, mendorong pencarian solusi-solusi apabila ada persoalan, sehingga MoU bisa dijalankan dengan sempurna," kata Shadia Marhaban.

Munawar Liza menambahkan, perdamaian Aceh telah berlangsung sejak 2005. Berbagai cobaan dan ujian telah dilalui rakyat Aceh, namun perdamaian tetap berjalan selama 12 tahun dengan baik dan kuat.

Namun, ia berharap CMI hendaknya jangan berpangku tangan saja melihat kesuksesan perdamaian Aceh sesudah bertahan hingga 12 tahun.

(Baca: Anggota DPRA Surati Mediator Perdamaian RI-GAM, Begini Isinya)

(Baca: Peringatan 12 Tahun Perdamaian Aceh di Blangpadang, Sejumlah Tamu dan Para Mantan Juru Runding Hadir)

(Baca: Smolna, Saksi Bisu Perdamaian Aceh)

Tapi harus pula hadir mengawasi dan memonitor perkembangan perdamaian dan terlibat aktif mendorong para pihak untuk berdialog dan membangun komunikasi lanjutan, sehingga persoalan Aceh dan Jakarta bisa diselesaikan tanpa mengganggu sendi perdamaian.

Ahtisaari dengan serius mendengarkan informasi terkini dari Aceh yang disampaikan para mantan anggota perunding GAM di Helsinki dan ia menanggapinya dengan positif.

Ia juga menceritakan bahwa setelah sukses memediasi perundingan RI-GAM, kini CMI kebanjiran permintaan untuk memediasi konflik yang terjadi di berbagai penjuru dunia.

"Damai di Aceh tidak akan berhasil kalau bukan karena komitmen dan ketulusan kedua belah pihak. Demikian juga untuk menjaga damai ini, perlu ketulusan kedua belah pihak, sehingga bisa dipertahankan selama-lamanya," demikian Martti Ahtisaari.(*)

Berita Terkini