Tiap Hari Pelajar Naik Ban Pergi ke Sekolah, Harapan Dibangun Jembatan tak Terwujud Hingga Kini

Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Setiap hari, pelajar di dua desa di Kabupaten Maros harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai untuk pergi ke sekolah akibat tidak tersedianya jembatan penyeberangan(KOMPAS.com/Hendra Cipto)

SERAMBINEWS.COM - Bertahun-tahun, pelajar di dua desa di Kabupaten Maros bertaruh nyawa menyeberangi sungai besar untuk menuntut ilmu di sekolahnya.

Tak tanggung-tanggung, sungai yang diseberanginya arusnya sangat deras dan dalam.

Meski nyawa menjadi taruhan, pelajar di dua desa di Kecamatan Tompobulu tetap semangat menuntut ilmu untuk menggapai cita-citanya.

Baca: Saat Jam Belajar, Empat Pelajar di Gayo Lues Ini Asik Minum Tuak

Mulai pelajar SD, SMP dan SMA setiap harinya menyeberangi sungai yang sangat dalam.

Mereka tidak punya pilihan lain, lantaran sungai ini yang menjadi satu-satunya akses yang bisa mereka lalui.

Sementara itu, jembatan yang telah lama direncanakan dibangun tak kunjung selesai.

Jika musim penghujan datang, para pelajar ini terpaksa tidak bisa ke sekolah. Lantaran air sungai meluap dan sangat deras.

Baca: SIAP-siap, Malaysia Sediakan 5.000 Beasiswa untuk Pelajar Asal Indonesia

Bukan hanya pelajar saja yang terisolir, tetapi ratusan warga di dua desa tersebut tak bisa berbuat apa-apa ketika musim penghujan datang dan air sungai meluap sangat deras.

Kondisi ini sudah lama dialami warga dan hingga kini tidak ada tanggapan pemerintah Provinsi Sulsel, pemerintah Kabupaten maupun pemerintah pusat.

Dimana ada pembangunan jembatan pada tahun 2015 lalu, namun pengerjaannya terhenti. Nampak hanya dua tiang yang terpasang di dua sisi sungai.

"Kondisi ini sudah sejak awal adanya kampung kami di sini. Setiap hari, baik warga maupun anak sekolah bertaruh nyawa menyeberang sungai ini. Kita tidak punya pilihan lain, karena ini satu-satunya jalan," kata seorang warga, Abdullah saat ditemui, Minggu (8/4/2018).

Baca: Terseret di Sungai Alas, Jasad Pelajar SMP Ditemukan 10 Km dari Lokasi, Tersangkut di Batu

Menurut Abdullah, beberapa tahun lalu seorang ibu yang membawa dua anaknya menyeberang sungai hanyut dan semua ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Halaman
12

Berita Terkini