Menurut dia, rekaman itu sengaja diedit sedemikian rupa dengan tujuan memberikan informasi yang salah dan menyesatkan.
Imam membenarkan bahwa Rini dan Sofyan melakukan perbincangan setahun lalu.
Namun, perbincangan itu mengenai rencana investasi proyek penyediaan energi yang melibatkan PLN dan Pertamina.
Baca: Malam Ini Nisfu Syaban, Ini Tiga Amalan Utama dan Doa Malam Nisfu Syaban
Baca: Forma Kutaraja Rayakan HUT Banda Aceh Lewat Talkshow
Menteri Rini, kata dia, menegaskan bahwa BUMN harus dapat berperan maksimal dalam setiap proyek yang dikerjakan.
Sementara Sofyan ingin memastikan bahwa investasi tersebut memberikan manfaat maksimal bagi PLN.
Namun, ungkap Imam, proyek penyediaan energi ini pada akhirnya tidak terealisasi karena diyakini tak dapat memberikan keuntungan optimal untuk Pertamina dan PLN.
"Kami tegaskan kembali bahwa pembicaraan utuh tersebut isinya sejalan dengan tugas Menteri BUMN untuk memastikan bahwa seluruh BUMN dijalankan dengan dasar good corporate governance (GCG)," kata Imam. (*)
Baca: VIDEO - Ini Kritik Serta Pujian Turis Asing untuk Sabang saat Acara Parade Yatch di Sabang Marina
Baca: Mendukung Sepenuhnya Pembangunan Dua Bendungan Besar di Pidie
Keterusikan
Menanggapi hal itu, Rini menunjukkan keterusikannya. Ia berencana menuntut penyebar rekaman pembicaraan dirinya dengan Sofyan.
Rini menyebut, ada percakapan yang dipotong sedemikian rupa sehingga terkesan ada proyek meminta fee atau biaya.
Ia menegaskan, tidak ada kepentingan pribadi terkait pembicaraan tersebut.