Pidatonya membangkitkan semangat, dan memberikan kemenangan untuk Jerman.
Namun, situasi mulai berbalik ketika Sekutu menginvasi Sisilia, Italia, di Juli 1943, dan kemenangan Uni Soviet di Pertempuran Kursk (Juli-Agustus 1943).
Goebbels mulai menyadari bahwa perang tidak akan lagi dimenangkan oleh Jerman. Apalagi, sekutu Hitler, Benito Mussolini, mengalami kejatuhan pada September 1943.
Goebbels kemudian memberikan penawaran kepada Hitler untuk melakukan perdamaian dengan dua negara secara terpisah.
Baca: Kisah Hidup Anak-anak Perang yang Tumbuh di Masa Nazi Jerman
Satu kepada Soviet, dan lainnya kepada Inggris. Hitler dengan tegas menolak sodoran dua proposal Goebbels tersebut.
Ketika Sekutu semakin mendekati Jerman, Goebbels mengusulkan teori "Perang Total". Yakni mengerahkan seluruh sumber daya yang ada untuk perang.
Strategi ini hanya memberikan dua pilihan yang jelas kepada Hitler; kemenangan atau kehancuran total.
Gagasan Goebbels kemudian mulai diterima pada pertengahan 1944. Beberapa faktor mendasari Nazi untuk beralih kepada usulnya.
Pertama, Pendaratan Normandia atau D-Day yang dilakukan pada 6 Juni 1944 membuat Sekutu berhasil menancapkan taring di Perancis.
Baca: Bismarck, Kapal Perang Terbesar Milik Nazi yang Dikalahkan Setelah Dikeroyok dari Laut dan Udara
Kedua adalah percobaan pembunuhan yang ditujukan kepada Hitler pada 20 Juli 1944 di Wolf's Lair, markas Front Timur di Rastenburg, Prussia Timur.
Bernama Operasi Valkyrie, plot yang dilakukan oleh Claus von Stauffenberg itu nyaris membunuh Sang Fuehrer.
Tiga hari setelah plot itu, Goebbels dilantik menjadi Jenderal Berkuasa Penuh untuk Perang Total.
Jabatannya memberikan wewenang kepada Goebbels untuk mengerahkan sumber daya manusia guna diterjunkan sebagai Wehrmacht.
Usahanya mampu menambah personil militer hingga 1,5 juta orang. Namun, Goebbels bersitegang dengan Menteri Industri Senjata Albert Speer.
Baca: Eks Nazi Berusia 93 Tahun Didakwa Membunuh 300.000 Orang di Auschwitz
Penyebabnya, kebanyakan orang yang diambil Goebbels berasal dari industri pertahananan. Sedangkan para pengganti pekerja itu tidak mempunyai kecakapan.
Atas perintah Hitler, Goebbels membentuk Volkssturm atau Badai Rakyat, unit milisi Nazi Jerman, pada 18 Oktober 1944.
Dalam diarinya, Goebbels mencatat kalau organisasi itu berhasil merekrut 100.000 orang.
Namun, dia menyadari Volkssturm tidak efektif. Sebab, dengan kebanyakan anggota berusia 45 sampai 60 tahun, mereka jelas tidak akan bisa menghadapi tank dan artileri Pasukan Merah, julukan Soviet.
4. Kematian
Pada bulan-bulan terakhir Perang Dunia II, segala pidato yang dicanangkan oleh Goebbels tidak efektif membangkitkan moral pasukan.
Baca: Toko Hitler di India Diprotes Israel
Sebab, pada awal 1945, tentara Soviet sudah berada di Sungai Oder. Sedangkan negara Barat bersiap menyeberangi Sungai Rhine.
Sadar akan kekalahan sudah tidak bisa dihindari, Goebbels kembali mengajukan proposal perdamaian kepada Hitler, yang langsung ditolak mentah-mentah.
Ketika para pemimpin Nazi yang lain menyarankan Hitler keluar dari Berlin dan pindah ke benteng di Bavaria, Goebbels menolaknya.
Dia berargumen, Hitler harus tetap berada di Berlin untuk menunjukkan aksi heroik yang terakhir kalinya.
Dia dan istrinya, Magda, kemudian mendiskusikan rencana bunuh diri serta masa depan anak-anak mereka pada 27 Januari 1945.
Baca: Nenek Korban Nazi Jadi Peragawati Dadakan
Pada 29 April 1945, Hitler memutuskan untuk menikahi kekasihnya, Eva Braun, di dalam Führerbunker.
Setelah menikah, Hitler kemudian mengajak sekretaris pribadinya, Traudi Junge, agar menuliskan wasiat terakhirnya.
Dalam wasiat tersebut, Hitler tidak menyebutkan Fuehrer atau Pemimpin Nazi yang baru. Melainkan menunjuk Goebbels sebagai Kanselir Negara Jerman.
Laksamana Karl Doenitz dilantik sebagai Presiden, dan Martin Bormann sebagai Menteri Urusan Partai.
Goebbels kemudian menulis bahwa dia menolak untuk meninggalkan Hitler dan melarikan diri dari Berlin.
Baca: PM Turki Sebut Kejahatan Israel Sudah Lampaui Hitler
"Saya menolak perintah karena loyalitas pribadi dan kemanusiaan," ucap Goebbels dalam suratnya tersebut.
Dia dan keluarganya bakal mati di sisi Sang Fuehrer. Pada 30 April 1945, Hitler tewas setelah bunuh diri dengan cara menembak kepalanya.
Fakta itu membuat Goebbels sangat frustrasi. 1 Mei, Goebbels menunaikan tugasnya sebagai seorang kanselir.
Dia menuliskan surat kepada Jenderal Vasily Chuikov, komandan Soviet di Berlin. Dalam suratnya, Goebbels menginformasikan kematian Hitler, dan permintaan untuk melakukan gencatan senjata.
Wakil Laksamana Hans-Erich Voss mengenang, saat itu, dia melihat Goebbels untuk terakhir kalinya sebelum meninggalkan Berlin.
Baca: Marah Suaminya Dibunuh Nazi, Wanita Ini Maju Perang Untuk Balas Dendam dan Beli Tank
Dalam pengakuannya, Voss berujar kalau dia sempat meminta Goebbels untuk ikut mereka melarikan diri dari Berlin.
"Kapten tidak boleh meninggalkan kapalnya yang karam. Selain itu, kondisi dan anak yang masih kecil membuat saya tidak leluasa melarikan diri," kata Goebbels ditirukan Voss.
1 Mei 1945 malam harinya, dia meminta dokter Nazi, Helmut Kunz, untuk emnyuntik keenam anaknya dengan morfin.
Jadi, ketika mereka berada dalam kondisi tidak sadar, sebuah kapsul berisi racun sianida bisa dimasukkan ke mulut mereka.
Pukul 20.30 waktu setempat, Goebbels dan istrinya keluar dari bunker persembunyian dan berjalan di taman Reich Chancellery.
Baca: Korban Eksperimen Nazi Jerman Dikuburkan
Di sana, mereka memutuskan untuk bunuh diri. Banyak versi mengatakan tentang bagaimana cara mereka untuk mengakhiri hidup.
Versi pertama, Goebbels menembak Magda sebelum kemudian mengarahkan pistol ke dirinya sendiri.
Adapun versi kedua menceritakan keduanya sama-sama menenggak kapsul berisi sianida, dan kemudian sama-sama menembak agar tidak terlalu menderita.
Ajudan Goebbels, Guenther Schwaegermann mengaku di 1948, Goebbels dan istrinya berjalan di taman, sementara dia menunggu di tangga.
Setelah itu dia mendengar tembakan, dan menemukan keduanya sudah tergeletak di tanah.
Baca: Dipecat Karena Foto Bareng Pria Berseragam Nazi
Atas perintah Goebbels, beberapa prajurit SS menembak untuk memastikan dia sudah tewas. Jenazahnya kemudian dibakar, dan ditemukan Soviet beberapa hari kemudian.
Goebbels dan keluarganya dimakamkan di fasilitas rahasia Soviet, SMERSH, di Magdeburg pada 21 Februari 1946.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Biografi Tokoh Dunia: Joseph Goebbels, Ahli Propaganda Nazi Jerman