Minyak Kutus Kutus yang Populer, Baru Berdiri 5 Tahun, Tapi Omzetnya Capai Rp230 Miliar per Bulan

Editor: Fatimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Servasius Bambang Pranoto memprlihatkan produk Kutus Kutus, Rabu (5/12/2018)

SERAMBINEWS.COM - Meski baru beroperasi selama lima tahun sejak 2013, namun usaha minyak herbal Tamba Waras Kutus Kutus berkembang dengan sangat cepat.

Saat ini, pabrik minyak Kutus Kutus di Gianyar mampu memproduksi 1 juta botol per bulan dengan omzet kotor mencapai Rp 230 miliar per bulan.

Baca: Meski Ditentang Indonesia, Australia Tetap Akui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel

Hal ini disampaikan pendiri sekaligus penemu minyak Tamba Waras Kutus Kutus, Servasius Bambang Pranoto, disela-sela HUT ke-5 dan peresmian pabrik baru Kutus Kutus di Desa Bakbakan, Gianyar, Sabtu (8/12/2018).

"Saat ini produksi setiap bulannya mencapai 1 juta botol minyak Kutus Kutus. Jika harga per botol Rp 230.000, maka omzet kotor perusahaan per bulan mencapai Rp 230 miliar," ujar Bambang Pranoto kepada wartawan.

Baca: Harga Saham Johnson & Johnson Merosot, Diklaim Sembunyikan Kandungan Asbes dalam Produk Bedaknya

Menurut Bambang, minyak Kutus Kutus tercipta bukan murni dari niat untuk bisnis, namun tercipta atau ditemukan formulanya saat ia menderita sakit.

"Kutus Kutus ini ada karena saya sakit, waktu itu saya ingin mencari apa yang bisa menyembuhkan penyakit saya, dan saya akhirnya bisa sembuh dari apa yang saya buat, dan kemudian saya perdagangkan," ujar Bambang yang pernah menderita lumpuh ini, namun berhasil sembuh dengan minyak yang diciptakannya.

Baca: Hujan Deras, Material Bebatuan Kiriman Banjir Menumpuk di Jembatan Kayu Mbelin

"Mulai 2013 diperdagangkan secara komersial sampai sekarang 2018 terus meningkat penjualannya, dengan jumlah reseller lebih dari 3.000 orang se Indonesia."

Bahan minyak Kutus Kutus, sebut Bambang, berasal dari bahan-bahan yang ada di tanah Indonesia. Semua rempah-rempah dan bahan lainnya murni berasal dari Indonesia.

Baca: Perwakilan Indonesia di Komisi HAM ASEAN Desak Pemerintah Tegas terhadap Myanmar Terkait Rohingya

Minyak Kutus Kutus menggunakan 49 jenis bahan tanaman obat, dimana semua bahannya adalah tumbuhan dan tidak ada bahan kimia atau bebatuan.

"Minyak Kutus Kutus ini saya temukan saat saya menderita sakit. Melalui sebuah eksperimen dengan menggunakan tubuh saya sendiri sebagai bahan percobaan. Tapi jauh sebelumnya saya memang telah mempelajari pengobatan herbal dan selalu menggunaan bahan-bahan herbal untuk mengatasi gangguan kesehatan yang saya alami," ujarnya.

Baca: Bahas Soal Pencitraan, Mahfud MD:Mengapa Harus Meributkan Orang yang Ingin Mencitrakan Dirinya Baik?

Bambang mengakui untuk mencapai hasil seperti saat ini tidaklah mudah, perlu perjuangan keras sejak tahun 2013. Pertama kali membuat ratusan botol minyak Kutus Kutus, tidak ada yang membeli alias tidak laku.

"Produksi pertama 500 botol tidak laku. Kemudian setelah berjalan produksinya naik terus, mulai 2016 meningkat 20 ribu an botol, 2017 naik 70 ribu an botol, 2018 naik seratus ribu an botol, dan mulai Oktober dan November 2018 sudah bisa produksi satu juta botol per bulan dengan omzet penjualan kotor Rp 230 miliar per bulannya. Ini luar biasa untuk sebuah perusahaan sederhana," ujar pria yang sebelum tinggal di Gianyar Bali, lama bekerja sebagai seorang profesional sebuah perusahaan internasional di negeri Belanda.

Baca: Museum Tsunami Tetapkan Besaran Tiket Masuk, Ini Reaksi Aktivis PRB

"Menurut saya, sebaiknya semua keluarga punya minyak Kutus Kutus sebagai P3K di rumahnya. Cukup dengan minyak Kutus Kutus sudah bisa mengatasi masalah kesehatan sederhana di keluarga, mulai balita sampai lansia semua sudah terbukti cocok," ujar Bambang yang merupakan penemu, peracik, founder, pembuat, dan inovator dari produk Kutus Kutus yang kini mempekerjakan sebanyak 100 orang pegawai.

"Ibu-ibu muda yang mempunyai balita kini semua memakai minyak Kutus-Kutus untuk atasi gangguan seperti pilek, batuk, atau panas. Juga gangguan seperti sakit gigi, tempel lima menit sudah hilang hilang sakitnya."

Baca: Satradar 231 Lhokseumawe Gelar Turnamen Panah Archery Muspida Cup I

Saat ini, kata Bambang, ada kecendrungan kalangan atas sudah mulai menggunakan minyak Kutus Kutus untuk minyak keluarga dewasa sampai balita, menggantikan minyak yang ada sebelumnya.

Halaman
12

Berita Terkini