Koordinator Perlindungan Satwa Liar Forum Konservasi Leuser, Dedi Yansyah mengatakan, pemasangan GPS Collar ini sengaja dipilih pada gajah betina dewasa.
“Karena gajah betina hidup berkelompok. Sementara gajah jantan lebih sering hidup soliter atau sendiri,” sebut Dedi.
Dedi mengatakan, FKL terus membantu pemerintah untuk meminimalisir konflik satwa liar khususnya gajah sumatera dengan manusia di Aceh Timur dan beberapa daerah lain di Aceh.
Khusus untuk Aceh Timur, Pemerintah Kabupaten Aceh Timur bersama FKL sudah membangun barrier atau parit buatan mencapai 18,6 Kilometer dari 50 Km yang direncanakan.
Parit buatan ini digali di batas hutan berstatus Area Penggunaan Lain (APL) dengan Hutan Produksi. “Sehingga gajah tidak bisa masuk ke lahan masyarakat,” ujar Dedi.
Sedangkan sekitar 30 Km barrier lagi akan dibangun oleh empat perusahaan yang ada di wilayah itu.(*)