Muhklis (25) asal Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur yang selamat dari insiden di Papua menemui anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman alias Haji Uma di Gedung DPD RI di Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (27/3/2019).
Laporan Seni Hendri l Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI - Eskalasi kekerasan dalam konflik di Papua masih meningkat.
Bahkan pada awal Desember 2018, puluhan pekerja proyek pembangunan jembatan di Kabupaten Nduga, Papua tewas oleh serangan kelompok separatis.
Namun ternyata, dibalik situasi yang mendera Papua, ada sejumlah warga Aceh yang mencari penghidupan di provinsi yang dikenal dengan sebutan Bumi Cendrawasih itu.
Baca: KKB Kembali Tebar Teror di Papua, Bakar Alat Berat PT Istaka Karya dan Tembak Aparat di Nduga
Baca: Pria Ini Selamat dari Pembantaian KKB di Nduga Papua, Pura-pura Mati Agar Tidak Ditembak
Salah satunya adalah Muhklis (25) asal Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.
Muhklis bekerja disana sebagai tenaga buruh pemasang tower jaringan seluler yang berlokasi di daerah pedalaman Papua.
Bahkan pada saat terjadinya penembakan para pekerja di Nduga oleh OPM, dirinya sedang berada sekitar 10 KM dari lokasi kejadian.
Baca: Bekerja di Provider Telekomunikasi, Irawan Maulana Hampir Jadi Korban Penembakan KKB di Nduga Papua
Baca: Kontak Senjata Terjadi di Papua, Tiga Anggota TNI Gugur, Ini Jumlah Senjata Disita
Mukhlis seyogianya akan mengganti posisi temannya pada lokasi di sekitar tempat kejadian, untungnya rencana itu urung dilakukannya.
Hal tersebut disampaikan anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman alias Haji Uma berdasarkan penuturan Mukhlis saat menemuinya di Gedung DPD RI di Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (27/3/2019).
Menurut penuturan Mukhlis kepada Haji Uma, dirinya bekerja ke Papua karena informasi dari perusahaan lokasi tidak di daerah pedalaman.
Baca: Penembakan di Nduga Papua, Korban Meninggal 16 Orang, 7 Pekerja Selamat, 15 Warga Sudah Dievakuasi
Baca: Info Papua - Cerita Korban Selamat Lari Dari Tragedi Pembantaian, Naik Pohon Saat Matahari Terbit
Namun faktanya titik lokasi banyak berada di areal hutan.
Bahkan dirinya mengaku berjalan kaki selama 16 hari menyusuri pengunungan dan hutan belantara Papua.
Kondisi tersebut kemudian menjadi pemicu dirinya lari dari lokasi kerja setelah sekitar lima bulan berada di sana.
Selanjutnya Mukhlis ditampung oleh seorang warga Aceh asal Aceh Utara yang membuka usaha perbengkelan di Papua, karena tidak cukup biaya kembali ke Aceh.
Baca: Info Papua - Begini Perdebatan Natalius Pigai Dengan Ali Mochtar Ngabalin Soal Jumlah Anggota OPM
Baca: 3 Anggota Brimob Ditembak KKB Papua, 1 Gugur & 2 Luka Parah, Ketiganya Dievakuasi dengan Heli Polri