Asyraf Aceh Gelar Seminar Peranan dan Kontribusi Golongan Habib di Nusantara

Penulis: Said Kamaruzzaman
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lembaga Asyraf Aceh menggelar seminar Peranan dan Kontribusi Golongan Habib di Nusantara, di Gedung PKP2A LAN Banda Aceh, Kamis (27/6/2019)

Asyraf Aceh Gelar Seminar Peranan dan Kontribusi Golongan Habib di Nusantara

Laporan Said Kamaruzzaman | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Lembaga Asyraf Aceh menggelar seminar Peranan dan Kontribusi Golongan Habib di Nusantara, di Gedung PKP2A LAN Banda Aceh, Kamis (27/6/2019).

Seminar setengah hari ini menghadirkan dua pemateri utama, yakni  Prof Dr H Muhammad Baharun SH, MA dan Sayed Murthada MSc.

Sayed Murthada yang juga Ketua Asyraf Aceh banyak menjelaskan tentang diplomasi Habib Hasan bin Abdul  Wahab, yang dikenal dengan  ‘Tuku Yit’ dalam peristiwa Nisero 1883-1884.

Baca: Mengenal Sosok Habib Abdurrahman Al-Zahir

Peristiwa Nisero di Panga yang berada di bawah kerajaan Teunom, merupakan peristiwa bersejarah yang sangat menarik perhatian dunia masa itu.  

Peristiwa ini diabadikan dari nama sebuah kapal dagang milik Inggris yang mengangkut gula dari pelabuhan Surabaya menuju  Pelabuhan Marseile di Prancis dengan kapten kapal  William Smith Woodhouse, sebagaimana diceritakan dalam kronik W. Bradley (1884) berjudul  “The Wreck of The Nisero and Our Captivity In Sumatra. “

Bradley merupakan salah satu awak kapal Nisero yang berhasil dibebaskan.

Kapal Nisero tersebut mengalami kerusakan dan karam di perairan Pantai Panga, Teunom, pada 8 November 1883 M.

Baca: Asyraf Aceh Pamer Aneka Koleksi di Aceh History Expo

Peristiwa itu tidak hanya menjadi perbincangan elite politik di Eropa, tapi juga menjadi berita hangat surat kabar di Eropa dan New Zealand.  

Menurut Murthada, media cetak di sana menceritakan kronologis peristiwa Nisero dari awal sampai proses negosiasi yang dilakukan oleh Habib Hasan bin Abdul Wahab ‘Tuku Yit.”

Salah satu media cetak di Singapore Straits Times juga menjelaskan kronologis kapal Nisero terdampar di Teunom. 

Tulisan W. Bradley (1884) menceritakan proses negosiasi yang dilakukan Habib  Hasan bin Abdul Wahab  dalam tulisannya yang disebut dengan nama “Tuku Yit.”

Proses negosiasi sangat alot. Raja Teunom menunjuk Habib Hasan sebagai negosiator. 

Baca: Penyidik Kejati Sita Rumah dan Mobil Darmili yang Ada di Neusu Aceh, Banda Aceh

 Setelah negosiasi berbulan-bulan,  semua tawanan dibebaskan dengan syarat uang tebusan sebesar $ 40.000 serta pembukaan blokade di Pelabuhan Teunom dan Panga.  

Halaman
12

Berita Terkini