Berita Aceh Utara

Ini yang Dipertanyakan Dewan kepada Pertamina Terkait Kelangkaan Elpiji di Aceh Utara

Penulis: Jafaruddin
Editor: Jalimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DPRK Aceh Utara mengadakan pertemuan dengan Pertamina terkait kelangkaan solar subsidi dan elpiji tiga kilogram di daerah itu.

Ini yang Dipertanyakan Dewan kepada Pertamina Terkait Kelangkaan Elpiji di Aceh Utara

Laporan Jafaruddin I Aceh Utara

SERAMBINEWS.COM,LHOKSUKON – DPRK Aceh Utara mengadakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Pertamina Lhokseumawe di gedung dewan setempat, Rabu (22/10/2019) pagi.

RDP itu diadakan dewan terkait keluhan masyarakat akan kelangkaan elpiji tiga kilogram dan juga solar subsidi.  

Wakil Ketua sementara DPRK Aceh Utara Hendra Yuliansyah mempertanyakan terkait ketersediaan elpiji tiga kilogram dan solar subsidi yang sudah dijamin pemerintah bagi masyarakat berpendapatan rendah.

“Saya kebetulan dari daerah pemilihan yang agak ke gunung pak, saya Langkahan, Cot Girek dan Lhoksukon. Fokus Langkahan dan Cot Girek, itu harganya bervariasi. Pak Presiden kalau kita dengar di televisi waktu di Papua ngomong, BBM harus satu harga, kenapa elpiji tidak satu harga?,” tanya Hendra.

Di sana kata Hendra, kalau di Desa Batu 12 harga elpiji tiga kilogram Rp 20 ribu pertabung, di Simpang Empat Cot Girek harganya Rp 23 ribu. “Masuk (ke dalam) lagi harganya Rp 27 ribu. Dalam keadaan darurat harganya Rp 33 ribu. Jadi itu tidak satu harga,” kata Hendra.

Kabag TU Kemenag Aceh: Pembangunan Madrasah oleh PUPR di Luar Kendali Kemenag

Ruslan M Daud Minta Menteri Jokowi Beri Perhatian untuk Peningkatan Infrastruktur Aceh

Menurut Hendra, di Langkahan tidak truk masuk untuk membongkar gas elpiji, tapi kalau memang ada tolong dijelaskan. “Ada desa-desa sampai tiga pengecernya, ada juga desa yang tak ada pengecer, sehingga warga Langkahan harus ke Pantonlabu untuk membeli gas,” katanya.

Harga elpiji tiga kilogram di Pantonlabu Rp 20-an ribu, tapi BBM dari Langkahan ke Pantonlabu capai Rp 20 ribu. “Jadi belinya dua tabung, dapatnya satu tabung, belum lagi risiko di jalan, apalagi jalannya tidak bagus,” ujar Hendra.

Sementara itu, Tgk Nazaruddin anggota dewan dari Partai Aceh menyebutkan di Simpang Keuramat ada desa untuk membuka pangkalan.

Tapi persoalannya, agen penyalur tidak mau mendistribusi ke lokasi tersebut. Padahal untuk mendapatkan gas, masyarakat harus menempuh jarak sampai 20 kilometer.

Tanpa Pawang, Ini Cara Khusus Panitia Hari Santri Aceh Tanggulangi Hujan

“Jadi ingin menawarkan solusi, (pertamina) harus memperbanyak pangkalan supaya dekat dengan masyarakat,” katanya. Nazar juga mempertanyakan kenapa izin pangkalan baru tersebut dipersulit.

Anggota DPRK Aceh Utara lainnya, Nasrizal mempertanyakan pembatasan solar ke SPBU.

“Ada nggak pembatasan solar buat SPBU? Karena keterbatasan solar di SPBU membuat antrean yang cukup panjang,” ujar Nasrizal alias Cek Bay.

Masyarakat petani dan pekebun dan nelayan sangat membutuhkan solar bersubdisi, tapi sangat susah mendapatkannya.

“Ini Informasi, di setiap SPBU, ini katanya bisa tebusan 8 ton per dua hari sekali, nanti tolong bapak dari pertamina menjawabnya,” ujar Nasrizal.

Delapan Bulan Ditahan di Malaka, Ayah Empat Bocah yang Telantar di Malaysia Akhirnya Pulang ke Aceh

Halaman
12

Berita Terkini