Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Bupati Aceh Barat H Ramli MS, Jumat (1/11/2019) memerintahkan Kepala Dinas PUPR dan tim teknis untuk segera ke lapangan guna mengeutahui secara jelas faktor robohnya jembatan Ulee Raket di kawasan Desa Sawang Teube, Kecamatan Kaway XVI, serta langkah tepat penanganan guna menghindari dampak buruk ke depan.
Tim teknis tersebut wajib membuat laporan tertulis kepada bupati, terkait semua hasil di lapangan, terutama menyangkut lokasi pembangunannya apakah masih memungkinkan di lokasi sekarang atau harus dibangun di tempat lain, sehingga butuh kajian secara teknis.
Selain itu, tim teknis juga harus mampu melihat indikasi kerusakan jembatan tersebut, apakah ambruknya jembatan itu ada kaitan dengan ulah manusia seperti pengerukan dengan pengambilan pasir di di bawah jembatan atau tidak.
“Kalau memang dugaan kerusakan jembatan itu akibat campur tangan manusia, itu biarlah menjadi kewenangan polisi, dan jika tak ada maka akan kita cari solusi dengan bermusyawarah bersama Dandim, Polres, Kajari dan Pemerintah Aceh Barat untuk pembangunan jembatan Ulee Raket,” jelas Ramli MS menjawab Serambi, Jumat (1/11/2019) di ruang kerjanya.
• Pembobol Rumah Kosong yang Ditangkap Tim Jatanras Polresta Banda Aceh Ternyata Gunakan Mobil Ini
• Sikapi Cuaca Ekstrem, Plt Gubernur Aceh Instruksikan Siaga Bencana
• Tahun 2020 Perusahaan di Aceh Timur Diharapkan Bayar Upah Pekerja 3,1 Juta Sesuai UMP Aceh
Menurutnya, jembatan tersebut wajib segera ada penanganan cepat, mengingat untuk kemaslahatan dan kepentinggan orang banyak di wilayah itu, sehingga arus transportasi Kaway XVI ke Pantai Ceureumen itu harus segera ada solusinya.
Sehingga tim teknis harus segera mengkaji pembangunan jembatan tersebut, dengan harapan pembangunan kedepan punya kualitas yang baik, dan harus benar-benar dilakukan studi kelayakan.
“Kalau memang dugaan kerusakan jembatan itu akibat campur tangan manusia, itu biar lah menjadi urusan polisi, namun jika tak ada kaitan dengan campurtangan manusia, kita akan cari solusi bersama terkait pembangunan kedepan dengan bermusyawarah baik dengan Dandim, Kapolres, Kajari dan pihak terkait lainnya,” jelas bupati.
Disebutkan, jembatan tersebut sebelumnya sudah dilakukan tender untuk penanganan bagian yang telah lama rusak akibat ambruk, namun dengan rusaknya keseluruhan maka jembatan tersebut harus dibangun baru lagi secara keseluruhan.
Sedangkan untuk pembangunan baru akan menghabiskan anggaran mencapai Rp 40 miliar lebih, sedangkan yang hendak dikerjakan pembangunan hanya dialokasikan anggaran Rp 20 miliar untuk pembangunan bagian yang telah rusak, sehingga untuk dibangun semua harus ada penambahan anggaran sekitar Rp 20 miliar lagi atau lebih.
Lebih lanjut, jelas bupati, jika nantinya tim tenaga teknis mengatakan tidak mungkin lagi dibangun dilokasi posisi jembatan yang rusak karena bisa berdampak buruk, maka pihaknya akan segera memerintahkan camat untuk mensosisialisasikan kepada warga di daerah itu.
Sebab jembatan rangka baja itu harus ada jaminan bertahan 25 tahun, sehingga jangan sempat usai dibangun, lima tahun kemudian rusak lagi.
“Kalau jembatan itu bisa dibangun di lokasi yang sama, ya Alhamdulillah, namun jika tidak, maka akan kita tugaskan camat untuk segera mensosialisasikan pemindahan jembatan tersebut,” terangnya.(*)