Binatang buas itu kerap muncul di sungai yang berada di wilayah Kecamatan Singkil dan Singkil Utara, yang berdekatan dengan muara.
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Konflik manusia dengan buaya tak pernah berkesudahan di Kabupaten Aceh Singkil.
Korban nyawa pun berjatuhan. Berdasarkan catatan sudah lebih empat nyawa melayang dimangsa buaya.
Korbannya nelayan dan pencari lokan (kerang sungai).
• Soal Uang Jaminan Tebus Pupuk Rp 20 Juta per Kios, Kepala Dinas Pertanian Pidie Tegur Distributor
• Buaya yang Ditangkap Warga Aceh Singkil Sering Berkeliaran di Belakang Rumah
• Polisi Ringkus Pemuda Diduga Cabuli Anak, Pelaku Lakukan Saat Shalat Jumat, Korban Sempat Menjerit
Binatang buas itu kerap muncul di sungai yang berada di wilayah Kecamatan Singkil dan Singkil Utara, yang berdekatan dengan muara.
Sungai tersebut merupakan lokasi mencari lokan. Sungai itu juga merupakan tempat memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Saat mencari lokan itulah buaya memangsa.
Sedangkan nelayan yang menjadi korban mangsa buaya penduduk Kecamatan Pulau Banyak Barat. Nelayan dimangsa ketika sedang menyelam pada malam hari.
Bila telah jatuh korban biasanya dilakukan perburuan terhadap buaya. Setelahnya mereda sampai kembali jatuh korban.
Tanpa ada solusi mencegah konflik manusia dengan buaya berkepanjangan.
Bukan hanya tinggal di air buaya kerap berkeliaran ke darat di belakang rumah warga.
Seperti terjadi di Lorong II Desa Ketapang Indah, Kecamatan Singkil Utara, Aceh Singkil, yang berada tepat di tepi sungai.
Di darat binatang buas itu, memangsa hewan peliharan seperti bebek dan ayam.
Resah dengan ulah buaya, warga setempat memancingnya menggunakan umpan ayam putih.