Berita Aceh Tamiang
Tingkatkan Mutu Pendidikan, Disdikbud Aceh Tamiang Menjaring 40 Guru Berprestasi
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang menyeleksi 40 orang untuk dipilih sebagai guru berprestasi dan berdedikasi.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Yusmadi
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang menyeleksi 40 orang untuk dipilih sebagai guru berprestasi dan berdedikasi.
Seleksi ini dilangsungkan di aula kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang selama tiga hari, 11-13 Maret 2020.
Kadisdikbud Aceh Tamiang Zulkarnain Putra menjelaskan 40 peserta yang menjalani seleksi terdiri atas 19 guru perwakilan hasil seleksi tingkat kecamatan, 12 Pengawas TK, SD dan SMP, serta sembilan Kepala Sekolah SD dan SMP.
Zulkarnain menjelaskan kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi tenaga pendidik di Aceh Tamiang agar mampu memberikan inovasi kepada pelajar.
Dia pun berharap agar guru yang terpilih nantinya bisa menjaga kualitasnya dan bisa menjadi wakil yang baik untuk Aceh Tamiang di tingkat provinsi dan nasional.
"Saya sangat berharap kegiatan ini memberikan kemajuan bagi dunia pendidikan kita agar memiliki daya saing dengan daerah lain," kata Zulkarnain.
• DKPP Beri Sanksi Peringatan Pada Ketua dan Anggota KIP Aceh Karena Lambat Proses Surat Irwandi Yusuf
• Tinjau Pembangunan Tanggul di PPN Idi, Ini Permintaan Komisi II DPRA
• Magrib Mengaji, Upaya Membentuk Generasi Tangguh
Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan, Hadi Firmansyah memastikan penilaian seleksi ini dilakukan transparan sesuai dengan kemampuan peserta. "Soal penilaian akan dilakukan transparan, sesuai dengan kmlrmampuan yang dimiliki peserta," kata Hadi.
Sebelumnya Disdikbud Aceh Tamiang memotivasi guru yang mengajar di sekolah daerah terpencil, tertinggal dan terdalam (3T). Para guru ini diyakini memiliki peran penting dalam membangun kualitas pendidikan AcehbTamiang, sehingga diminta tidak minder untuk meningkatkan kompetensinya.
"Ibarat tombak, guru 3T ini bagian yang runcingnya. Jadi memang sangat diandalkan," kata Zulkarnain Putra.
Zulkarnain sengaja menyampaikan hal ini karena menilai guru 3T ini tidak siap bersaing dengan guru yang mengajar di kota. Rasa minder ini menyebabkan guru di pedalaman tidak berniat meningkatkan kompetensinya.
"Walaupun tempat bekerja kita daerah tertinggal, terpencil dan terdalam, mutu pendidikan kita tidak boleh terpencil. Dimanapun mutu harus tetap sama," kata Zulkarnain. (*)