Berita Pilpres

Gerindra Kembali Buka Peluang Usung Prabowo di Pilpres 2024, Begini Sikap PKS dan PA 212

Editor: Jamaluddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) berjabat tangan usai memberikan keterangan pers terkait putusan MK tentang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2019 di kediaman Prabowo, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2019). Prabowo-Sandi menyatakan menghormati dan menerima putusan MK yang menolak gugatannya. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Ketimbang maju lagi sebagai capres, Slamet menilai Prabowo lebih baik menjadi seorang negarawan dan membiarkan adanya calon presiden baru dan muda untuk memimpin Indonesia.

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Partai Gerindra kembali membuka kemungkinan mengusung Ketua Umum mereka, Prabowo Subianto, sebagai calon presiden (capres) di pemilu 2024 mendatang.

Syaratnya, jika kader dan rakyat menghendaki.

Peluang Prabowo kembali maju menjadi capres disampaikan Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani.

Arab Saudi Buka Masjid untuk Shalat Jumat, Kecuali Mekkah dan Jeddah

Pria Ini Gugat Perusahaan Tempat Bekerja karena Tugasnya Membosankan, Dapat Ganti Rugi Rp 803 Juta

Namun, Dia menyebut pihaknya tak akan mengambil keputusan dengan terburu-buru.

"Tentang pencalonan presiden Pak Prabowo sekali lagi meminta agar segenap kader Partai Gerindra bersabar, hingga pada saatnya nanti kita akan mengambil keputusan yang terbaik," kata Muzani dalam keterangannya dalam akun Instagram resmi Partai Gerindra, Rabu (10/6/2020). 

In Memoriam Tgk Hasan Muhammad di Tiro, dr Husaini Hasan : Aceh bukan Milik Satu Kelompok

Terdakwa Hanya Dituntut 1 Tahun, Novel Sebut Sidang Kasus Penyerang Dirinya Hanya Formalitas

"Jika beliau (Prabowo) sehat, jika kader meminta, jika rakyat mengharapkan, tentu saja ini akan menjadi cara berpikir beliau, untuk mengambil keputusan pada waktu yang tepat," imbuhnya.

Pada Pilpres 2019 Gerindra bersama PKS, PAN, Partai Demokrat, Partai Berkarya, dan Partai Idaman mengusung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno menghadapi Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

Pasangan itu kemudian kalah dan hanya memperoleh sekitar 44,5 persen.

Berbeda dengan Pilpres tahun lalu, Prabowo sepertinya tidak akan lagi didukung oleh partai lain jika maju kembali sebagai Capres 2024.

PKS yang pada 2014 dan 2019 selalu berada di front terdepan mendukung Prabowo, kini enggan mendukung kembali mantan Panglima Kostrad itu.

Alih-alih mendukung Prabowo, PKS memilih mengajukan kadernya sendiri sebagai capres.

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, mengatakan, partainya tak mempermasalahkan rencana Prabowo untuk maju lagi dalam kontestasi pemilihan presiden.

Bocah Asal Aceh Utara Ditemukan Meninggal di Rumput Bambu Tepi Sungai, Begini Kronologinya

Ayah Gantung Diri Usai Bunuh Anak Kandung yang Masih Balita

Menurut dia, selama Prabowo masih memenuhi persyaratan sebagai capres, tak ada salahnya maju kembali.

Apalagi, kata dia, setiap orang memiliki hak untuk membangun bangsa.

"Selama memenuhi syarat monggo. Haknya Pak Prabowo dan semua tokoh terbaik negeri untuk maju. Selama niatnya membangun negeri kita dorong dan apresiasi," kata Mardani saat dihubungi, Kamis (11/6/2020).

Meski demikian, Mardani mengatakan pihaknya akan berupaya untuk mencalonkan capres yang berasal dari kader sendiri.

Dihantam Badai, Atap Rumah Guru Mengaji di Bradeun Terbongkar

Petugas Medis RS Meuraxa Banda Aceh Jalani Tes Swab  

Meski saat ini, PKS masih akan membahas siapa kader yang layak maju dalam pilpres 2024.

"PKS akan membuat keputusan melalui Majelis Syuro.

Tiap partai selalu berusaha memajukan kadernya," ucapnya. 

"Tahun 2024 PKS akan berusaha mengusung kadernya sendiri. Tapi PKS belum akan memutuskan dalam waktu dekat."

Tak hanya PKS yang enggan mendukung kembali Prabowo. Persaudaraan Alumni (PA) 212, kelompok-kelompok yang awalnya bergabung dalam Aksi 212 dan kemudian lantas ikut mendukung Prabowo pada Pilpres 2019, kini juga tak mau lagi mendukung mantan menantu Presiden Soeharto itu.

Menurut Ketua Umum PA 212, Slamet Maarif, Prabowo sudah selesai atau finis.

"Pilpres 2019 pengalaman sendiri bagi kami dan untuk perjuangan kami ke depan bahwa Prabowo sudah finis.

Biarkan saat ini Prabowo menikmati dan menyelesaikan tugasnya sebagai Menhan," ujar Slamet, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/6/2020).

Pelaku Penembakan Masjid Norwegia Dihukum Penjara 21 Tahun

Liga 1 2020 Segera Bergulir, Klub Luar Pulau Jawa Akan Bermarkas di Yogyakarta

Ketimbang maju lagi sebagai capres, Slamet menilai Prabowo lebih baik menjadi seorang negarawan dan membiarkan adanya calon presiden baru dan muda untuk memimpin Indonesia.

"Cukuplah Prabowo di 2024 menjadi negarawan dengan memunculkan capres baru yang muda, karena kami yakin 2024 saatnya yang muda yang pimpin negeri.

Apalagi umat punya catatan sendiri kepada Prabowo yang susah untuk dilupakan di 2019," kata dia.

Sulit Menang

Mengenai peluang Prabowo dalam Pilpres 2024, pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, memprediksi akan sulit bagi Prabowo menang dalam kontestasi tersebut.

"Ya mengagetkan juga kalau beliau (Prabowo) 2024 mau maju lagi.

Tapi kalau prediksi saya sih akan sulit menang.

Sulit ya, bukan nggak mungkin," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/6/2020).

Tiga Orang Sekeluarga Tewas di Rumah, Sang Ayah dan Satu Anak Tergantung, Seorang Balita Tenggelam

Angin Kencang Rusak Warung Kuliner di Pegunungan Geurute

Hendri kemudian membeberkan analisisnya mengapa Prabowo sulit menang.

Salah satu alasannya, karena keputusan Prabowo bergabung dengan koalisi pemerintah dengan menjadi menteri pertahanan.

Hendri menilai Prabowo akan kehilangan banyak suara akibat keputusannya tersebut.

Meski demikian, ia juga menilai Prabowo akan menjadi orang yang paling berpengalaman jika turut serta dalam kontestasi politik 2024.

Zuraida Cs Dituntut Penjara Seumur Hidup, Begini Harapan Keluarga Almarhum di Nagan Raya  

Cuaca Buruk Landa Aceh Jaya Malam Ini, Sejumlah Kecamatan Gelap

"Pastinya akan berpengaruh besar, karena sekarang kan dia ini meninggalkan ranah oposisi menjadi koalisi. Nah itu otomatis kan mengecilkan suara pemilihnya," kata dia.

"Prabowo akan jadi orang paling berpengalaman kalau maju di kontestasi Pilpres, apapun hasilnya (kemarin-kemarin) dia itu orang paling berpengalaman," imbuhnya.(tribun network/dit/dod)

Berita Terkini