Idul Adha 1441 H

Lebih Utama Kurban untuk Orang Hidup atau yang Sudah Meninggal? Simak Penjelasan Buya Yahya

Penulis: Syamsul Azman
Editor: Safriadi Syahbuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buya Yahya menjelaskan tentang kurban untuk orang hidup dan orang yang sudah meninggal

Buya Yahya menjelaskan tentang mana yang lebih diutamakan, antara kurban untuk orang yang masih hidup atau untuk orang tua yang sudah meninggal. 

SERAMBINEWS.COM - Berkurban memang sangat dianjurkan kepada setiap muslim.

Bahkan beberapa ayat menyandingkan shalat dengan ibadah kurban, karena memiliki keutamaan yang sangat baik di sisi Allah SWT.

Pun bisa dikatakan, jika ibadah fisik yang paling tinggi derajatnya adalah shalat, maka ibadah bersedekah maka kurban memiliki derajat tinggi dalam sedekah.

Seperti salah satu ayat yang membahas mengenai tingginya derajat kurban.

“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah),” (QS Al-An’am: 162-163).

Lalu, bagaimana untuk orang yang telah meninggal ?

Apakah masih disunnahkan untuk berkurban dengan perantara anak-anaknya, atas nama orang tuanya.

Hukum Menyembelih Hewan Kurban Sendiri, Simak Penjelasan Buya Yahya

Baca dan Simak Penjelasan Buya Yahya tentang Pahala Puasa Arafah, Lengkap dengan Cara Niatnya

Bolehkah Menjual Daging Kurban? Begini Penjelasan Buya Yahya

Mengenai hal ini, ulama berbeda-beda pendapat, sebagian menyebut berkurban lebih baik untuk orang yang masih hidup.

Sebagian ada juga yang mengatakan berkurban tetap baik dilakukan seorang anak kepada orang tua, karena pahala berkurban tetap sampai pada orang tua yang telah wafat.

Mengenai hal ini, Buya Yahya melalui Instagram @buyayahya_albahjah memberikan penjelasan terkait lebih utama berkurban untuk orang yang masih hidup atau orang yang telah meninggal.

"Mana yang Utama; Qurban Untuk Orang Hidup atau yang Sudah Meninggal?

Jika ingin berqurban namun hanya 1 ekor sapi, dan cukup untuk 1 keluarga.

Namun ingin juga qurban untuk orang tua yang sudah meninggal.

Lalu qurban untuk siapa yang didulukan?

Untuk yang masih hidup atau yang sudah meninggal? 

Idul Adha Bertepatan dengan Hari Jumat, Wajibkah Shalat Jumat? ini Penjelasan Buya Yahya

Hukum Melamakan Rukuk dan Tahiyat Akhir, Begini Penjelasan Buya Yahya

Demikian tulis pada akun bercentang biru untuk video yang diunggah pada hari Kamis (23/7/2020).

Berikut ini penjelasan Buya Yahya seperti tertera pada video.

Berkurban untuk yang hidup, adapun berkurban untuk orang yang sudah meninggal dunia ada khilaf di dalamnya.

Kalau dia berwasiat untuk dikurbankan, maka kita kurbankan.

Kalau pun tidak sah akan tetapi diutamakan untuk yang hidup, kecuali kelebihan tadi, misalnya keluarganya tujuh, sudah ada satu sapi, nambah dua kambing untuk mbah dan neneknya yang sudah meninggal.

Kalau ada masih yang hidup, dahulukan yang hidup, sunnah bagi yang hidup itu dikukuhkan, tapi orang meninggal tidak.

Tidak ada istilah orang tua saya meninggal sebelum berkurban, makanya dikatakan kalau memang dia berwasiat, maka berkurban.

Kalau tidak juga mengatakan tidak ada kurban bagi orang yang sudah meninggal.

Tapi menurut pendapat yang selama ini yang kita baca fiqih Syafii, orang meninggal boleh kita kurbankan.

Demikian penjelasan Buya Yahya seperti tertera pada video, yakni mengutamakan orang yang masih hidup daripada keluarga yang telah almarhum.

Namun jika memang kurban berlebih, misalnya mengkurbankan satu sapi dan anggota keluarga hanya ada empat, maka tiga orang lagi boleh saja dikurbankan atas nama keluarga yang telah almarhum. (Serambinews.com/Syamsul Azman)

Lebih Baik Berjilbab atau Perbaiki Diri, Mana Lebih Utama? Simak Penjelasan Buya Yahya

Suami Istri Bermesraan di Depan Umum Atau Media Sosial, Buya Yahya Menjelaskan Begini Hukumnya

Bayar Kurban Secara Online, Bagaimana Hukumnya? Simak Penjelasan Buya Yahya

Berita Terkini