SERAMBINEWS.COM – Bentrokan pecah di ibu kota Chili, Santiago terkait reformasi konstitusi negara di era Pinochent.
Dalam bentrokan itu, polisi secara brutal menekan para demonstran yang berkumpul di Plaza Baquedano.
Melansir dari The Guardian, Senin (5/10/2020), pada Jumat (2/10/2020), petugas kepolisian Chili menggunakan tembakan gas air mata dan jet air bertekanan tinggi untuk membubarkan pengunjuk rasa.
Sebuah video menunjukkan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun dilempar dari atas jembatan oleh seorang petugas polisi ke dalam sungai.
Anak laki-laki itu jatuh ke dalam aliran air kotor di sungai Mapocho, di mana dia terlungkup tak bergerak dalam sungai dangkal itu.
• Jumlah Gaji Polisi Berpangkat Brigjen Hingga Jenderal, Segini Tunjangan Kinerja Per Bulan
• BERITA POPULER - Kisah Kolonel Latief, Perkosa Mayat Bocah Hingga Sosok Pembunuh TNI Saat G30S/PKI
“Ketika para pengunjuk rasa melarikan diri, kami melihat petugas mencegat (anak itu) dan melemparkannya dari jembatan,” kata Pavel Pavelic Jofre, pemimpin kelompok itu.
"Kami menurunkan dua orang dari kelompok kami untuk menyelamatkannya, dan setelah kondisinya stabil, layanan darurat menggotongnya dari sungai untuk segera dibawa ke rumah sakit," sambungnya.
• Sudah 2 Hari Armenia & Azerbaijan Bentrok, 39 Orang Tewas, Saling Tuduh Pakai Senjata Artileri Berat
• Protes Kedekatan AS dengan Taiwan, China Mendadak Gelar Latihan Militer
Menanggapi insiden itu, juru bicara polisi Chili, Jenderal Enrique Monras, tidak menampik insiden itu dan akan bertanggung jawab.
Ia mengatakan, dari sudut pandang kacamata dirinya, anak itu kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke dalam sungai saat dilakukan penangkapan.
Monras mengatakan, pasukannya tersebut memiliki cuplikan video tersendiri yang dapat menampik tuduhan itu.
Anak laki-laki itu dikatakan berada dalam kondisi stabil di Klinik Santa María, tidak jauh dari tempat kejadian tersebut.
Video pelemparan anak itu dengan cepat beredar di media sosial.
Kini polisi Chili sedang menghadapi tekanan baru atas tindakan mereka yang brutalan.
Politisi oposisi menyerukan Jenderal Mario Rozas, kepala Carabineros, untuk mengundurkan diri menyusul serangkaian dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
• Perang Azerbaijan-Armenia Makin Parah, Tentara Bayaran Dikerahkan ke Medan Pertempuran
• Batman Berkeliaran di Jalan Santiago Chili, Bagi Makanan Hangat ke Gelandangan
• AS dan China Sedang Panas, Dunia Dikejutkan dengan Bentrokan Polandia dan Ceko, Penyebabnya Aneh