Seorang yang menculik Soekitman melapor kepada atasannya dengan mengatakan "Pengawal Jenderal Panjaitan ditawan."
Orang itu menyangka kalau Soekitman adalah pengawal Jenderal Panjaitan.
Hari mulai terang, ia melihat kerumunan orang yang menamakan dirinya sukarelawan dan sukarelawati.
“Tetapi orang itu adalah pemuda rakyat dan gerwani dengan kelengkapan senjatanya sudah melebihi dari ABRI (sekarang TNI),” katanya.
Soekitman ditawan di depan sebuah rumah dengan dijaga oleh gerombolan orang dari Cakrabirawa.
Cakrabirawa adalah pasukan gabungan dari TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Kepolisian Republik Indonesia yang bertugas khusus menjaga keamanan Presiden.
• Harga Jutaan, Demam Keladi Mulai Melanda Negeri Ini, Ada Masuk Hutan Hingga Ambil Punya Tetangga
Ia melihat kesalahsatu tempat, kerumunan orang yang dikelilingi oleh sukarelawan dan sukarelawati dengan teriakan “Ganyang kabir, ganyang kabir, ganyang kabir,”.
Disaat teriakan ganyang kabir bergema, ia melihat manusia satu persatu dimasukkan ke dalam sumur tua disertai tembakan senjata.
“Kabir itu kalau tidak salah kata-kata dari Kapitalis Birokrat,” paparnya.
Setelah rentetan letusan senjata ke dalam sumur itu, Soekitman melihat orang yang masih hidup dibawa ke depan rumah.
“Didudukan, kemudian tutup matanya dan ikatan tangannya dibuka tapi dengan todongan senjata. Dia diminta mendandatangi sesuatu, tapi kayaknya dia berontak,” tuturnya.
• 7 Pahlawan Revolusi Dievakuasi dari Sumur Lubang Buaya Pada 4 Oktober 1965, Gugur oleh G30S/PKI
Soekitman kemudian melihat mata orang itu ditutup dan tangannya diikat kembali, yang kemudian orang itu diseret ditendang dan dimasukan ke dalam sumur itu.
“Disambut dengan terikan ‘ganyang kabri’, kepalanya dimasukkan lebih dulu baru disusul oleh seretentan senjata,” ujarnya.
Mendengar rentetan senjata yang diarahkan ke dalam sumur, membuat perasaan Soekitman takut dan tak karuan.