Dia menambahkan, kondisi rumah juga masih terlihat berantakan dan masih tampak bercak darah anak korban yang dibacok pelaku.
Baca juga: VIDEO Mobil Hardtop Tertimpa Pohon Mangga Akibat Angin Kencang Melanda Aceh Besar
Baca juga: Kisah Sedih - Bocah Peluk Erat Mayat Ibu, Ternyata Sudah 2 Tahun Diabaikan Ayahnya
Baca juga: Waspadai Bencana Hidrometeorologi sebagai Dampak Peralihan Musim di Aceh
Sebab, saat pelaku merudapaksa ibunya, almarhum Rg dan ibunya tidur bersama di ranjang kayu yang hanya setinggi 20 cm dari atas lantai tanah.
Gambaran dalam rumah itu, jelas Al Farlaky, memperlihatkan begitu dramatis kejadian tengah malam tersebut, di mana kedua korban dibuat tak berdaya.
"Bercak darah masih terlihat di bantal, di pintu juga masih ada. Keterangan warga, korban sempat diseret," terangnya.
Menurut ibu korban, pelaku menghabisi almarhum saat di dalam rumah. Saat itu, almarhum Rg hendak membantu ibunya dari cengkraman pelaku.
Tapi pelaku dengan keji langsung menyabetkan parang ke arah tangan Rg, lalu dikejarnya lagi dan memarangnya lagi di bagian rahang dan bagian tubuh lainnya.
Baca juga: Kena Serangan Jantung, Ini Langkah Awal Tangani Penyakit Jantung di Rumah
Baca juga: Tragis! Pria Penggal dan Tenteng Kepala Istri ke Kantor Polisi, Gegara Berselingkuh dengan Tetangga
Baca juga: Hari Ini, 283 Pasien Covid-19 di Aceh Sembuh Lagi, Kasus Konfirmasi Baru 77 Orang
Dalam kasus ini, Iskandar Farlaky menilai, harus cepat hadirnya peran pemerintah untuk memberikan pendampingan terhadap korban.
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Aceh dan Pemkab Aceh Timur, pintanya, harus segera memberikan pendampingan serta mengirimkan konsuler kepada korban yang mengalami trauma berat akibat kejadian ini.
"Kita sudah melihat kondisi ibu korban yang masih di rawat di RS di Langsa ditemani suaminya. Kondisi fisik beliau memang sudah terlihat membaik, luka ditangannya mulai mengering,” ungkapnya.
“Namun korban tampak sangat trauma, maka harus ada pendampingan pihak terkait pemerintah terhadap ibu ini," sebut Iskandar.
Menurut anggota DPRA, ini merupakan peristiwa ketiga di Aceh dengan korbannya anak-anak, dalam kurun waktu 2 bulan terakhir pada tahun 2020.
Baca juga: Buruh & Mahasiswa Kecewa Dewan Lebih Pentingkan Reses, Dituding tidak Pro Rakyat, Begini Respon DPRK
Baca juga: Ketua SBSI Aceh Tamiang Sorot Sikap Pengusaha Saat Bersengketa dengan Buruh, Terkesan Anggap Sepele
Baca juga: Zikirullah Alfarisi Pimpin GP Ansor Banda Aceh Gantikan Azwar A Gani
Dua kasus sebelumnya adalah kejadian pelecehan anak di bawah umur di Banda Aceh dan perbuatan asusila tiga pasangan anak di bawah umur di Sigli, Pidie.
"Ini krisis dekadensi moral, sehingga pemerintah harus hadir secepat mungkin supaya tidak ada lagi kasus seperti ini ke depan. Kita meminta BPPA dan Komnas Perempuan dan Anak turun ke Aceh Timur menyikapi kejadian ini," timpalnya.(*)