Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Petani kelapa sawit di Aceh Tamiang mulai dikenalkan metode Metabolit Sekunder Agens Pengendali Hayati (MS APH) untuk mengatasi penyakit ganoderma yang kerap menyerang tanaman usia produktif.
Penyakit yang disebabkan jamur ini sangat ditakuti para petani karena menyebabkan tanaman mati pada usia produktif.
Jenis infeksi ini juga tidak terdeteksi ketika usia tanaman masih di bawah 10 tahun.
Kabid Perkebunan Distanbunak Aceh Tamiang, Edwar Fadli Yukti menjelaskan, tanaman kelapa sawit yang terserang infeksi ganoderma memiliki ciri pembusukan pangkal batang dan pangkal atas.
“Ketika memasuki usia 10 tahun, baru kelihatan ada ganoderma. Kondisi ini menyebabkan produktivitas tanaman menurun dan puncaknya tanaman mati,” kata Edwar, Selasa (13/10/2020).
Selama ini petani mengatasi penyakit menggunakan racun yang terbuat dari bahan kimia. Selain mahal, kandungan kimia ini juga dapat merusak komposisi mikroba di dalam tanah.
“Sejak sebulan lalu kami bersama UPTD Balai Proteksi Pangan Holtikultura dan Perkebunan melakukan uji coba penggunaan MS di tanaman kelapa sawit. Berdasarkan monitoring dan evaluasi, kami menyimpulkan cairan MS ini sangat layak digunakan mengatasi ganoderma,” beber Edwar.
Edwar pun mendorong petani ataupun pelaku usaha perkebunan kelapa sawit di Aceh Tamiang menggunakan cairan ini. Dorongan ini tidak hanya disebabkan MS APH non-zat kimia, tapi lebih didasari bahan pokoknya mudah didapat, yaitu air beras, kelapa dan gula.
“Tiga item ini dimasak dengan campuran MS yang saat ini masih dimiliki UPTD,” ujarnya.
Kasi Pengendalian, Pengawas dan Perlindungan Tanaman Distanbunak Aceh Tamiang, Thaini Rosvita menambahkan dalam uji coba itu pihaknya menggunakan dua metode penggunaan, yaitu infus dan penyiraman.
Disimpulkan metode infus lebih efektif karena dalam waktu sebulan sudah menunjukan hasil positif.
“Metode infus ini dilakukan dengan mengebor batang pohon untuk kemudian memasukan cairan MS APH menggunakan selang. Dalam sebulan sudah menunjukan perkembangan yang sangat baik,” ungkapnya.(*)
Baca juga: 7 Orang Kabur dari Tempat Pengungsian, Imigrasi Sita 81 Ponsel Milik Rohingya di BLK Lhokseumawe
Baca juga: Tahap Pertama, 326 Usaha Mikro Kota Subulussalam Lolos Verifikasi, Tunggu Pencairan Dana dari Bank
Baca juga: Mahasiswa Asal Papua Adakan Kegiatan WAHTAHT di Batuphat Timur dan Blang Panyang
Baca juga: Susi Pudjiastuti Nangis Lihat Demo Omnibus Law, Sedih Ada Mahasiswa UGM Jadi Korban Pemukulan
Baca juga: VIDEO Kronologis Pemerkosaan Ibu Muda dan Pembunuhan Anaknya di Aceh Timur