Laut China Selatan Kembali Panas, AS Kerahkan Drone dan Pesawat Tak Berawak untuk Peringatkan China

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan teluk Filipina.

SERAMBINEWS.COM - Konstelasi hubungan diplomatik antara Amerika Serikat (AS) dan China memang selalu memanas di sepanjang tahun 2020 ini.

Masalah dari perang dagang, persoalan Hong Kong hingga lempar tuding terkait biang Covid-19 dilakukan oleh dua negara besar tersebut.

Selain itu, Washington dan Beijing juga terlihat adu konfrontasi baru di Laut China Selatan.

Potensi minerba, kekayaan laut dan jalur strategis membuat Laut China Selatan yang diapit oleh banyak negara di Asia Timur dan Asia Tenggara itu membuat negara seperti China dan Amerika Serikat tertarik untuk berbuat sesuatu disana.

Friksi antara AS dan China memang sempat menurun ketika November lalu, negeri Paman Sam sedang ada hajatan Pilpres.

Fokus negara pun tercurah pada gelaran Pilpres bulan lalu dan akhirnya diketahui bahwa calon presiden dari Demokrat, Joe Biden yang menang atas petahana Donald Trump.

Baca juga: Pendaftaran CPNS 2021 Dibuka pada April - Mei, Ada 113.172 Usulan Formasi, Lihat Syaratnya

Baca juga: Tanggapi Permintaan Warganet Jadi Kuasa Hukum Habib Rizieq, Hotman Paris: Kenapa Minta Hotman?

Dari corak kebijakan, AS ketika dipimpin presiden dari Demokrat memiliki hubungan yang relatif stabil dengan China.

Hal ini terbukti ketika masa presiden Barack Obama, antaraAS dan China tidak terjadi banyak permasalahan bilateral.

Berbeda ketika era Donald Trump yang memang membuat kebijakan "American first" sehingga berdampak pada hubungan AS-China di sektor perdagangan, yang akhirnya merembet ke situasi politik.

Salah satu efek dari hubungan tak harmonis AS dan China yakni terkait Laut China Selatan.

Ketegangan di Laut China Selatan yang sempat agak mereda, kini kembali memanas setelah Angkatan Laut AS mengatakan akan mengerahkan drone baru miliknya.

Baca juga: Berawal dari Galang Donasi di Medsos,  Edi Fadhil Bangun Ratusan ‘Istana’ untuk Warga Miskin

Baca juga: Nia Ramadhani Ungkap Kebiasaannya Setelah Sarapan Pagi Tidur Lagi, Ini Katanya

Langkah ini merupakan upaya untuk memastikan kesiapan AS jika konflik terjadi di wilayah yang disengketakan.

AS dan Beijing telah terlibat dalam perang mulut di Laut China Selatan selama bertahun-tahun.

Belakangan, ada kekhawatiran besar akan konflik di wilayah yang dijuluki perairan termahal di dunia tersebut.

()Kapal Induk USS Carl Vinson. (Dailymail)

Jika konflik terjadi, AS mengatakan akan siap karena mulai menggunakan drone untuk bekerja bersama teknologi tak berawak untuk membantu skenario tempurnya mulai tahun 2021.

Halaman
1234

Berita Terkini