TNGL dan lainnya sudah bersedia untuk membuat kandang, tapi memang belum ada masyarkaat yang hibahkan lahan untuk kandang.
Mereka masih mengikat ternak mereka di kebun," katanya.
Baca juga: Teror Harimau Hantui Warga Bahorok Sumut, Belasan Ternak Dimangsa, Diminta Bikin Kandang Khusus
Baca juga: VIDEO Harimau Liar Dari Aceh Singkil Dipindah Sementara ke Sumatera Utara, Begini Raungannya
Warga resah sampai minta dievakuasi
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Teguh Setiawan mengatakan pihaknya bersama dengan BBTNGL dan mitra lainnya seperti WCS-IP dan Yayasan Hutan Untuk Anak (YHUA) masih berada di lokasi berkomunikasi dengan masyarakat dan mendinginkan suasana.
"Karena masyarakat mulai resah dan minta dievakuasi. Langkah-langkah persiapan sudah disusun, salah satunya kandang (jebak) sudah diambil dari Besitang," katanya.
Menurutnya, kemungkinan harimau akan direlokasi. Namun pihaknya pihaknya tetap melihat situasi di lapangan.
"Sepertinya memang mengarah mau direlokasi. Cuman masih melihat situasi di lapangan.
Informasi (kandang jebak) sudah mulai bergerak. Kita tim masih sama, bareng tim dari BBTNGL, WCS, YHUA, dan lainnya," katanya.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok, BBTNGL, Palber Turnip membenarkan pihaknya sedang mengambil kandang dari Besitang untuk dibawa ke Desa Lau Damak.
Kandang tersebut, hari ini akan dipasang dan meletakkan kambing untuk memancing datangnya harimau.
"Hari ini akan dipaksakan terpasang. Biar kita jadikan korban terakhir ini sebagai tumbal, kita tambahkan kambing untuk memancing di datang," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, pada Rabu (6/1/2021), dua ekor lembu mati akibat dimangsa harimau di Dusun Selayang, Desa Lau Damak, Kecamatan Bahorok, Langkat.
Lokasinya sekitar hanya 988 meter dari kawasan TNGL yang menjadi habitat harimau.
Begitupun, penemuan bangkai ini hanya 800 meter dari kejadian pada 25 Desember 2020.
Secara rinci konflik harimau memangsa lembu sebagai berikut :