Tragedi Arakundo

Rentetan Tragedi Arakundo Tahun 1999, Dari Dakwah Aceh Merdeka Hingga Mayat Ditemukan Satu Per Satu

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenazah Saiful Bahri (20) penduduk Desa Botren Alue le Mirah, Kecamatan Julok, Aceh Timur yang diduga korban pembantaian aparat di Idi Cut. Korban ditemukan Jumat kemarin 18 Km dari jembatan Arakundoe. - SERAMBI 1B

Ada jutaan orang yang bertanya bagaimana sebetulnya peristiwa mengerikan itu terjadi. Berikut rentetan peristiwa tragedi Arakundo Idi Cut.

SERAMBINEWS.COM - Tragedi Idi Cut dan Arakundo menjadi sebuah catatan kelam sejarah Aceh.

Tragedi itu merupakan sebuah peristiwa pembantaian sipil yang terjadi tanggal 3 Februari 1999 di Idi Cut, Aceh Timur, saat dulu Aceh masih konflik.

Menurut literatur, peristiwa ini menewaskan tujuh orang dan melukai ratusan orang lainnya.

Jembatan Arakundo merupakan tempat tujuh mayat dibuang ke dalam sungai setelah peristiwa pembantaian di Idi Cut, Aceh Timur itu terjadi .

Para pelakunya hingga kini belum ditangkap dan diadili, menjadikan kasus ini dari tragedi mengerikan ke impunitas.

Sebuah arsip berita Harian Serambi Indonesia edisi Jumat 6 Februari 1999, bercerita tentang garis waktu kejadian pembantaian sipil di Idi Cut.

Artikel ini kami turunkan kembali untuk memperingati 22 tahun Tragedi Arakundo Idi Cut

Hari ini, 22 Tahun yang Lalu, Tragedi Arakundo 3 Februari 1999, Jembatan Arakundo Berlumuran Darah

Hari Ini, 22 Tahun Lalu, Pembantaian & Pembuangan Mayat di Arakundo, Berawal Dakwah Aceh Merdeka

Perkiraan 77 Jam yang Mendebarkan

"TRAGEDI IDI CUT" belum terungkap sepenuhnya.

Sungai Arakundoe pun diduga masih mendekap banyak mayat korban.

Siapa yang bersalah atau tidak salah juga belum jelas.

Tapi, memang ada tujuh jenazah yang sudah dikuburkan.

Ada 56 orang yang sempat masuk sel polisi.

Halaman
1234

Berita Terkini