Tragedi Arakundo
Hari ini, 22 Tahun yang Lalu, Tragedi Arakundo 3 Februari 1999, Jembatan Arakundo Berlumuran Darah
Warga memperkirakan darah segar yang membasahi besi jembatan tersebut merupakan darah korban tragedi di Simpang Kuala Idi Cut.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
Warga memperkirakan darah segar yang membasahi besi jembatan tersebut merupakan darah korban tragedi di Simpang Kuala Idi Cut.
SERAMBINEWS.COM, SIMPANG ULIM - Tragedi Arakundo merupakan sebuah peristiwa pembantaian sipil yang terjadi tanggal 3 Februari 1999 di Aceh Timur, Provinsi Aceh.
Menurut literatur, orang meninggal dalam peristiwa berdarah saat Aceh masih konflik ini. Sedangkan ratusan lainnya luka.
Para pelakunya hingga kini belum ditangkap dan diadili, menjadikan kasus ini dari tragedi mengerikan ke impunitas.
Sebuah arsip berita Harian Serambi Indonesia edisi Kamis 4 Februari 1999, bercerita tentang sejarah kelam pembantaian warga sipil di Idi Cut yang mayatnya dibuang di Jembatan Arakundo.
Artikel ini kami turunkan kembali untuk memperingati 22 tahun Tragedi Arakundo.
• Sejak 1976, Almarhum Abu Sanusi Direstui Hasan Tiro Pimpin Gerilyawan GAM Wilayah Peureulak
• Kisah Eks Kombatan GAM di Banda Aceh Pungut Puing Rumah Telah Dibongkar di Bantaran Sungai Lamnyong
• Haul Panglima GAM Abdullah Syafii, KPA dan PA Bersama Pemkab Pijay Santuni 2.643 Anak Yatim
Jembatan Arakundo Berlumuran Darah
Jembatan lama yang membelah sungai Arakundo di lintasan jalan negara Kecamatan Simpang Ulim, Aceh Timur, dilaporkan terdapat lumuran darah.
Temuan itu diduga ada hubungannya dengan tragedi berdarah di Idi Cut pada Rabu (3/2/1999) dinihari.
Sumber Serambi mengatakan, sekitar pukul 02.30 WIB, warga setempat mendengar deru mesin kendaraan masuk ke kawasan jembatan lama Arakundo.
Tidak lama kemudian, truk yang tidak dikenal identitas itu kembali lagi ke arah Idi Cut.
Arakundo terletak sekitar 23 Km sebelah barat Idi Cut.
Warga Arakundo tak begitu memperhatikannya, sehingga tak ada yang tahu kendaraan siapa yang datang pada dini hari itu.
• Peringati Tragedi Berdarah Arakundo, Sejumlah Mahasiswa Gelar Aksi di Banda Aceh
• Tsunami Aceh dan Cerita SBY, dari Operasi Tanggap Darurat Hingga Berdamai dengan GAM
Pagi harinya sekitar pukul 07.30 WIB baru ketahuan, warga melihat di jembatan lama itu ada lumuran darah.
Jembatan lama itu tidak dipakai lagi untuk lintasan umum setelah jembatan layang siap dibangun sekitar tahun 1990.