Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri atau Kemendagri mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal II (Q2) lewat percepatan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kemendagri, Mochamad Ardian di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (31/5/2021).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kumulatif mengalami perlambatan dan terkontraksi sebesar 0,74% secara year on year (y-o-y).
Kondisi ini diharapkan akan mulai pulih pada kuartal kedua tahun 2021, sesuai dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan tumbuh sebesar 7%.
Dikatakan Ardian, realisasi pendapatan pada APBD, per Mei 2021, sebesar 25,87%. Adapun realisasi belanja pada 25 Mei 2021, angkanya mencapai 21,98%.
Baca juga: Cuaca Buruk, Pasokan Ikan di Aceh Jaya Didatangkan dari Luar Daerah
Baca juga: Tentara Israel Mengaku Ditikam Pemuda Palestina, Alasan Menembaknya
Baca juga: Pejabat Kesehatan Jalur Gaza Khawatirkan Gelombang Ketiga Covid-19, Seusai Seangan Udara Israel
Sedangkan jika dibandingkan year on year (y-o-y) pada 31 Mei 2020, presentasenya sekitar 20,58%.
“Jadi kalau kita bandingkan dengan 25 Mei 2021, ada kenaikan sekitar 1,83%, kami yakini angkanya lebih tinggi,” jelasnya.
Angka tersebut terbagi atas realisasi belanja provinsi sebesar 19,62%, yang jika dibandingkan Mei 2020, mengalami penurunan.
Namun, jika dibandingkan dengan angka realisasi belanja kabupaten/kota yang pada Mei 2020, mencapai 20,6%.
Pada Mei 2021, mengalami kenaikan dengan mencatatkan angka sebesar 23,09%.
Baca juga: Kebakaran Lahan Terjadi di Dekat Tempat Isolasi OTG Lhokseumawe, Tiga Damkar Dikerahkan
Baca juga: Permintaan Uang untuk Beli Narkoba Ditolak, Pemuda Ini Mengamuk & Dorong Ibunya Hingga Patah Tangan
Baca juga: Pantai Lampuuk-Lhoknga Diizin Buka Lagi, Tapi dengan Prokes Ketat, Petugas Disiagakan di Pintu Masuk
“Walaupun ada kenaikan realisasi belanja agregat provinsi dan kabupaten/kota, namun kami menilai angka ini masih belum optimal,” bebernya.
Namun penyerapan anggaran tersebut dinilai Ardian kurang optimal mengingat angka realisasi APBD masih di bawah realisasi APBN yang kini angkanya telah melebihi 32%.
“Jadi realisasi belanja pemerintah daerah/APBD masih di bawah APBN sepuluh persen,” ujar Ardian.
Ia berharap, pemerintah daerah dapat mengejar ketertinggalan realisasi belanja untuk dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua yang diproyeksikan naik sebesar 7%.