SERAMBINEWS.COM, KUWAIT CITY - Kuwait mengalami Defisit anggaran sampai 174,8 persen pada 2020 menjadi 10,8 miliar dinar atau 35,5 miliar dolar AS.
Kementerian Keuangan.Kuwait mengatakan pendapatan turun 38,9 persen menjadi 10,5 miliar dinar dalam 12 bulan hingga 31 Maret2021.
Sedangkan pengeluaran meningkat 0,7 persen menjadi 21,3 miliar dinar, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh kantor berita negara KUNA, Minggu (8/8/2021).
Data tersebut muncul setelah masa yang menantang bagi negara di mana parlemen telah berulang kali gagal menyetujui anggaran 2021-2-222 sementara pandemi virus Corona menghancurkan pendapatan.
Parlemen Kuwait akhirnya menyetujui anggaran negara 2021-2022 pada Juni 2021, yang direncanakan untuk pengeluaran 23,05 miliar dinar dan defisit 12,1 miliar dinar.
Baca juga: Kuwait Setujui Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson, Hanya Sekali Suntikan
Awal tahun ini, Menteri Keuangan Kuwait mengatakan peningkatan pendapatan minyak karena harga minyak yang lebih tinggi tidak menutupi kewajiban anggaran negara Teluk itu.
Kuwait akan menginginkan harga minyak $90 per barel untuk menyeimbangkan anggaran, kata menteri, Khalifa Hamada, dalam sebuah pernyataan.
Minyak mentah berjangka Brent menetap di $70,70 pada Jumat (6/8/2021).
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun menjadi $68,28 per barel.(*)
Baca juga: Bahrain dan Kuwait Bawa Penderitaan Palestina ke PBB, Kekerasan Israel Hancurkan Kehidupan Palestina