Laporan Fikar W.Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo membeberkan kisah sangat menyentuh yang dilakoni para pendiri bangsa.
Kisah teladan itu disampaikan dalam Peringatan Hari Konstitusi dan Hari Lahir MPR RI ke 76 di Gedung MPR RI, Rabu (18/8/2021).
"Ijinkan saya menyampaikan beberapa kisah kehidupan para pendiri bangsa yang patut kita teladani," kata Bambang.
Ia mulai dengan kisah H Agus Salim. "Jika kita ingin belajar kesahajaan dan kesederhanaan, cukuplah kita belajar dari H. Agus Salim.
Baca juga: Pasang Foto Berlatar Masjid Raya Aceh, Mesut Ozil Ucap Selamat HUT RI, Netizen: Hana Ubat Tgk Ozil
Dia adalah seorang diplomat ulung yang tidak malu mengenakan jas lusuh dan bertambal, seorang menteri, dan pendiri bangsa yang sering kekurangan uang belanja," kata Bambang.
Dalam kehidupan kesehariannya, lanjut Bambang Soesatyo, H. Agus Salim, adalah seorang kontraktor, karena tempat tinggalnya selalu berpindah dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya.
Salah satu kontrakannya adalah sebuah rumah mungil dengan satu ruangan besar, yang berada di gang sempit dan padat penduduk di bilangan Jatinegara.
Begitu pintu dibuka akan ada koper-koper terkumpul di sudut rumah, dan kasur-kasur digulung di sudut lainnya.
Baca juga: Pencari Sarang Walet Jatuh ke Jurang Ternyata Baru Menikah 5 Bulan, Ini Aktivitas Sehari-hari
Di situlah H. Agus salim menerima tamu, makan, dan tidur bersama isteri dan anak-anaknya.
Kontrakan yang paling dikenangnya adalah di gang listrik, yang justru harus hidup tanpa listrik gara-gara ia tidak mampu membayar tagihan listrik.
Ketika salah satu anaknya meninggal dunia, lanjut Bambang, H. Agus Salim tidak punya uang untuk membeli kain kafan.
Jenazah anaknya dibungkus dengan taplak meja dan kelambu. Ia menolak pemberian kain kafan baru.
“Orang yang masih hidup lebih berhak memakai kain baru” kata H. Agus Salim.
“Untuk yang mati cukuplah kain itu”.
Itulah H. Agus Salim yang mewakafkan dirinya untuk mengabdi kepada Sang Pencipta, bahwa memimpin itu adalah ibadah.
Baca juga: 16 Tahun Damai Aceh, Mualem: Tidak Lama Lagi Kita Dapat Keberhasilan
Kisah lainnya yang dibeberkan Bambang adalah nilai persahabatan Soekarno-Hatta atau Kasimo dengan Natsir.
"Jika ingin meneladani persahabatan, Bung Karno dan Bung Hatta dapat dijadikan contoh. Meski sudah tidak bisa bersama lagi, keduanya tetap hangat dan akrab.
Padahal mereka berbeda pandangan yang tak ada titik temunya tentang demokrasi.
Pak Kasimo dan Pak Natsir pun demikian, keduanya bisa berboncengan naik sepeda setelah debat sengit di parlemen," ujarnya.
Baca juga: Beras Organik Aceh Tamiang Mulai Dipasarkan
Menurut Bambang Soesatyo, sekelumit kisah keteladanan para pemimpin bangsa di masa lalu yang dapat menjadi inspirasi dan diteladani.
"Akhirnya, melalui peringatan Hari Konstitusi dan Hari Lahir MPR, mari kita satukan semangat dan tujuan kita.
Untuk senantiasa memberikan teladan dan menciptakan suasana yang baik guna menyelenggarakan tata kelola pemeritahan dan kehidupan kebangsaan yang tertib, terarah, dan damai.
Untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur," demikian Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.(*)
Baca juga: Bupati Abdya Kecam Transaksi Jual Beli Rumah Duafa