Kisah Ranavalona I, Ratu Paling Kejam dari Kerajaan Madagaskar, Banyak yang Berduka atas Kematiannya

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratu Ranavalona I dari Kerajaan Madagaskar.

Setelah satu pertempuran yang berhasil melawan invasi, ratu yang paling kejam ini menggorok kepala orang-orang Eropa, menancapkannya pada tombak, dan meletakkannya di pantai sebagai ukuran untuk memukul mundur penjajah asing.

Ratu yang paling kejam ini juga melarang ajaran Kristen di Madagaskar.

Pada 1835, Ranavalona I, sang ratu paling kejam ini menyatakan, "Siapa pun yang melanggar hukum kerajaan saya akan dihukum mati, siapa pun dia."

Menjadi tidak toleran, Ranavalona I mengadopsi metode keras untuk melenyapkan mereka yang mempraktekkan agama Kristen.

Mereka dipukuli, disiksa, dibuat kelaparan, didorong dari tebing, diracun, dipenggal kepalanya dengan sanak saudaranya dibuat untuk menyaksikan adegan kematian yang brutal.

Antara tahun 1837 dan 1856, ratu Madagaskar itu memerintahkan penahanan dan penganiayaan terhadap sekitar 100 orang Kristen.

Wanita paling kejam menyuruh orang-orang Kristen tersebut meminum sari tanaman tangena yang beracun.

Praktiknya disebut “pengadilan dengan tangena”, membuat tahanannya makan tiga kulit ayam, diikuti dengan kacang tangena atau kernel beracun.

Kemudian, orang itu akan muntah. Jika ketiga kulit itu muncul, orang tersebut dianggap tidak bersalah.

Jika sebaliknya, maka orang tersebut bersalah. Cara ini digunakan oleh Ranavalona I untuk menguji kesetiaan rakyatnya.

Kegemaran periode abad pertengahan kuno dalam penyiksaan dan eksekusi sangat menginspirasi Ranavalona I.

Ratu Madagaskar yang paling kejam ini memasukkan banyak teknik jahat untuk menghukum orang dan mempraktikkannya dengan penuh semangat.

Selama pemerintahan Ranavalona I, keturunan dan penjahat akan dibuang perlahan ke dalam air mendidih dan minyak atau diikat dengan tali dan dibakar hidup-hidup.

Beberapa yang lainnya ia masukkan ke dalam peti mati dan dikubur ke lubang dengan dihujani kotoran.

Ratu paling kejam ini juga mengikuti tradisi Fanompoana, yaitu kerja paksa menggantikan pembayaran pajak dalam bentuk uang atau barang.

Halaman
1234

Berita Terkini