SERAMBINEWS.COM, ADDIS ABABA - Konflik di Tigray, Ethiopia terus memanas dalam beberapa pekan terakhir ini.
Untuk meredam konflik meluas, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan perjalanan ke Kenya.
Dia membahas konflik di negara tetangga Ethiopia yang sedang bergejolak.
Warga AS dan Inggris telah diberitahu untuk meninggalkan Ethiopia dan penerbangan komersial sudah tersedia, kata seorang menteri Inggris.
Nasihat yang mengkhawatirkan ini, dengan gema dari Kabul pada Agustus 2021, dikeluarkan.
Ketika pasukan pemberontak dari wilayah Tigray utara tampaknya akan bergerak ke ibu kota, Addis Ababa, seperti dilansir BBC, Senin (15/11/2021).
Setahun memasuki perang saudara, yang telah meninggalkan krisis kemanusiaan di belakangnya, paduan suara keprihatinan dari luar semakin keras.
Tekanan diplomatik Afrika dan AS meningkat karena apa yang terjadi di Ethiopia memiliki implikasi besar bagi seluruh kawasan dan dunia yang lebih luas.
Baca juga: Jet Tempur Ethiopia Gempur Pemberontak Tigray
Setidaknya 400.000 orang menghadapi kondisi seperti kelaparan di utara.
Selain 80% obat-obatan penting tidak tersedia dan lebih dari dua juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Pemerintah federal dituduh sengaja mencegah bantuan mencapai Tigray, yang dibantahnya.
Selain itu, ada bukti pembunuhan di luar hukum, penyiksaan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh kedua belah pihak.
Ethiopia, dengan populasi 110 juta jiwa, terbesar kedua di benua itu, telah menjadi sekutu penting Barat yang stabil di wilayah yang bergejolak.
Ada kekhawatiran, pertempuran saat ini dapat memicu kekerasan yang lebih luas di negara multi-etnis ini yang bahkan dapat menyebabkan perpecahan.
Jika jutaan orang melarikan diri dari konflik yang meningkat, tetangganya akan kesulitan mengatasinya.