Menara itu memiliki ketinggian setinggi 85 meter.
Menurut informasi, lampu pada menara tersebut mampu memantulkan cahaya hingga puluhan mil ke Samudera Hindia.
Menurut cerita dari sejumlah masyarakat Aceh, nama William’s Torren diambil dari nama Raja Luxemburg, Willem Alexander Paul Frederich Lodewijk.
Satu lainnya berada di Belanda (sudah dijadikan museum) dan satu lagi di Kepulauan Karibia.
Oleh sebab itu, pengunjung masih bisa menapaki setiap sudut bangunan bergaya Eropa tersebut.
Bangunannya hingga sekarang, masih kokoh dan masih digunakan sebagai petunjuk kapal yang melewati Samudera Hindia.
Di samping menara mercusuar di Pulo Aceh terdapat empat bangunan khas Belanda berkonstruksi "bentong" serta kayu. (*)
Baca juga: Unik! PGRI Pulo Aceh Gelar Pelantikan Pengurus di Depan Mercusuar William Torren, Begini Suasananya