Ia mengajak agar nilai kesabaran ini harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Ketua MPU Aceh Ingatkan Main Game Berpotensi Menghilangkan Pahala Puasa
Bahwa Betapa ruginya kita bila pada saat berpuasa kita sanggup bersabar namun gagal menerapkannya dalam ibadah-ibadah yang lain maupun dalam menjalani kehidupan ini.
Kemudian keikhlasan, yakni melakukan sesuatu hanya mengharapkan ridha dan pahala dari Allah swt, bukan bertujuan supaya dipuji, dianggap hebat dan lainnya.
“Seseorang yang melakukan amal disertai dengan tujuan-tujuan selain ridha-Nya disebut riya’, dan amal yang riya’ tidak nilainya di sisi Allah swt,” terang Tgk Sirajuddin.
Selanjutnya adalah nilai kejujuran. Pimpinan Dayah Khamsatu Anwar mengatakan jujurnya orang yang berpuasa sungguh sangat luar biasa.
“Dia tidak akan makan atau minum walaupun sangat lapar dan haus serta tidak ada yang melihatnya. Dia akan menunggu sampai waktu berbuka tiba, setelah tiba waktunya berbuka barulah dia makan, minum dan lainnyam” terangnya.
Baca juga: Kultum Singkat Tarawih: Puasa Ramadhan Sebagai Wujud Ketaatan dan Peningkatan Kualitas Diri
Mestinya kejujuran seperti yang terdapat dalam puasa ini dapat diterapkan oleh setiap muslim dalam setiap sisi kehidupannya.
Seorang muslim yang telah tertanam nilai-nilai taqwa dalam hatinya akan bersikap jujur, dia tidak akan mengambil yang bukan haknya, bekerja jujur sesuai dengan yang telah diamanahkan kepadanya, menyalurkan hak-hak orang lain sesuai dengan yang telah diatur, dan lain sebagainya.
“Marilah kita persiapkan ilmu sebagai bekal kita berpuasa, kita kaji kembali semua hal terkait puasa, baik fardhu dan rukunnya, syarat-syaratnya, yang membatalkannya, dan lain-lainnya,
sehingga kita yakin bahwa puasa kita sudah sesuai dengan yang diharapkan. Sebab ibadah tanpa didasari ilmu akan ditolak,” tutupnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca juga: BREAKING NEWS: Pemerintah Tetapkan 1 Ramadhan 1443 H Jatuh pada Minggu 3 April 2022