Modal untuk membeli binatang sembelihan adalah secara meuripe (patungan) antara rakyat desa yang dikoordinasikan oleh kepala kampung (keuchik).
Bayarnya pun kadang-kadang setelah panen padi.
Sementara bagi masyarakat di kota kebanyakan membeli sendiri di pasar daging.
2) Tabuhan tambo bertalu-talu
Bila ketetapan awal puasa telah pasti, maka orang pun mulai menabuh beduk (peh tambo), sebagai pengumuman bahwa puasa dimulai esok hari.
Dari setiap meunasah (langgar/surau) suara beduk bertalu-talu.
Beduk di Aceh disebut tambo, dibuat dari kayu besar yang dilubangi bagian tengahnya sepanjang lebih kurang 2 meter.
Di salah satu ujung kayu yang berlubang itu dipasang kulit lembu sebagai landasan untuk ditabuh.
Saat pengumuman mulai puasa telah berlalu, semua warga laki-laki, baik tua maupun muda, berkumpul di meunasah.
Mereka mulai tadarus Al-Qur’an.
Kalau terasa haus, mereka minum ie bu (bubur beras encer -di Pidie) yang telah disediakan di serambi meunasah.
Tadarus Al-Qur’an berlangsung hingga waktu sahur.
Pada pukul 2 dini hari tambo mulai ditabuh kembali.
Ini merupakan kode bagi kaum ibu supaya bangun untuk mempersiapkan makanan sahur.
Sekitar pukul 03.30 WIB, sekali lagi giliran menabuh tambo.